Pemerintahan AS Dibuka Lagi, Wall Street Menguat

28 Januari 2019 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemerintah AS Tutup. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah AS Tutup. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada akhir pekan lalu, sejalan dengan langkah Presiden Donald Trump yang mengakhiri penutupan pemerintahan atau shutdown terpanjang dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Senin (28/1), indeks saham Dow Jones (DJIA) naik 183,96 poin atau 0,75 persen ke posisi 24.737,2. Indeks saham S&P 500 (SPX) menguat 22,43 poin atau 0,85 persen ke posisi 2.664,76. Dan indeks saham Nasdaq (IXIC) bertambah 91,40 poin atau 1,29 persen ke posisi 7.164,86.
Indeks saham Dow Jones dan Nasdaq naik dalam lima minggu berturut-turut. Namun indeks S&P 500 mengalami kerugian untuk pertama kalimya di 2019.
Wall Street turun dari posisi tertingginya setelah Trump mengonfirmasi bahwa pihaknya sepakat untuk membuka kembali pemerintahan. Sebelumnya investor goyah dalam beberapa hari terakhir karena menghadapi kegelisahan terkait penutupan pemerintahan AS dan negosiasi perdagangan AS-China yang berkepanjangan.
"Karena beberapa ketidakpastian di pasar mulai berkurang, pelaku pasar akan mendapatkan gambaran lebih jelas ke mana arahnya. Berita hari ini tentang berakhirnya penutupan pemerintah AS jelas meringankan," ujar Senior Market Strategist for Allianz Investment Management, Charlie Ripley.
ADVERTISEMENT
Namun dia menambahkan, kemungkinan besar beberapa ketidakpastian akan bertahan. Di antara ketidakpastian ini, perang dagang antara AS dan China juga terus mengkhawatirkan investor di Wall Street.
Adapun pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, mendekati kesimpulan bahwa para para otoritas telah menyatakan kekhawatiran atas perang tarif. Selain itu, sejumlah pelaku usaha juga tak suka dengan berbagai kebijakan Trump.
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
Menurut jajak pendapat Reuters terhadap ratusan ekonom di seluruh dunia, meningkatnya perang dagang AS-China akan mempertajam pelambatan ekonomi global yang sedang berlangsung.
Sentimen lainnya yang turut mempengaruhi kinerja Wall Street yaitu musim laporan keuangan. Berdasarkan survei, pendapatan perusahaan pada kuartal IV 2018 berada di posisi tertinggi. Sebanyak 72,3 persen perusahaan berada di atas proyeksi analis.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat pekan lalu, laporan keuangan yang disampaikan perusahaan salah satunya Starbucks. Kedai kopi ini melaporkan penjualan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan konsensus, saham Starbucks naik 3,6 persen.
Perusahaan produk konsumen Colgate-Palmolive Co melaporkan laba kuartal IV 2019 yang menurun. Saham perusahaan pasta gigi dan sabun itu turun 0,6 persen.
Selanjutnya, saham Intel Corp merosot 5,5 persen usai penjualan kuartal IV 2019 yang mengecewakan. Namun indeks Philadelpia SE Semiconductor naik 2,2 persen usai laba positif dari pembuat chip lainnya.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,55 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan selama 20 sesi perdagangan terakhir sebanyak 7,79 miliar saham.