com-Ilustrasi pengolahan plastik bekas pakai.

Pendekatan “Circular Economy” untuk Atasi Masalah Plastik, Mungkinkah?

26 September 2019 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi pengolahan plastik pasca konsumsi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi pengolahan plastik pasca konsumsi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kemasan Plastik Pasca Konsumsi merupakan salah satu jenis sampah yang sulit terurai. Kemasan plastik yang telah dipakai baru bisa hancur setelah puluhan bahkan ratusan tahun. Namun, plastik pasca konsumsi tersebut tidak harus melulu menjadi sampah, namun bisa dimanfaatkan kembali. Dengan pengelolaan yang tepat, Kemasan Plastik Pasca Konsumsi justru dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mengelola sampah dengan baik artinya tidak membiarkan sampah terbuang ke alam bebas atau ke tempat yang tidak semestinya. Membakar Kemasan Plastik Pasca Konsumsi bukan cara yang tepat, karena asap yang dihasilkan bisa membahayakan manusia, terutama dalam skala besar. Kemasan Plastik Pasca Konsumsi bisa dikelola dengan memanfaatkannya kembali, atau menyulapnya agar memiliki nilai bisnis. Bahkan setelah diproduksi ulang dan digunakan kembali, plastik masih bisa didaur ulang untuk kesekian kalinya karena sifatnya yang tak mudah hancur.
Pendekatan tersebut dinamakan dengan plastic circular economy. Artinya, setelah diproduksi, plastik pasca konsumsi akan terus digunakan dalam siklus reproduksi-pemakaian yang berulang dan terus berputar, sehingga plastik tidak akan terbuang ke alam. Dilansir dari Guardian, pendekatan ini sudah diterapkan di berbagai negara maju seperti Denmark, Finlandia, Skotlandia, Swedia, dan Jepang.
com-Linear to circular model of plastic management. Foto: Dok. Coca-Cola
Plastic circular economy cocok diterapkan di Indonesia karena dapat turut membantu mengatasi masalah Kemasan Plastik Pasca Konsumsi, dan pada saat bersamaan memiliki keuntungan dari segi bisnis. Menurut data dari Jambeck Science Article tahun 2015, dari 11 kilogram sampah yang diolah per hari di Indonesia, 9 kilogram di antaranya tidak dikelola dengan baik akibat sistem pengelolaan sampah saat ini. Plastic circular economy membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masih banyak masyarakat pra sejahtera di Indonesia. Mereka membutuhkan pekerjaan layak untuk penghidupan. Mengelola sampah yang menghasilkan manfaat ekonomi tentu akan membantu meningkatkan taraf hidup mereka.
Peluang plastic circular economy di Indonesia
Selain memang membutuhkan plastic circular economy, Indonesia memiliki peluang cukup besar sebagai tempat untuk diterapkannya pendekatan tersebut. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian RI di tahun 2019, konsumsi plastik akan meningkat dalam lima tahun ke depan, dari 17-23 kg per kapita per tahun menuju 25-40 kg.
Tingginya konsumsi plastik tersebut bisa dilihat sebagai ‘lahan bisnis’ bagi masyarakat yang ingin menghasilkan uang dari Kemasan Plastik Pasca Konsumsi. Untuk mengimbangi jumlah plastik yang semakin banyak, bisnis pemanfaatan Kemasan Plastik Pasca Konsumsi seperti daur ulang akan membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia dan keuntungan yang diperoleh pun makin besar.
com-Daur ulang plastik. Foto: Shutterstock
Data dari Kementerian Perindustrian RI tersebut juga menunjukkan, plastik akan menyerap lebih banyak pekerja. Industri plastik menyerap 13 persen pekerja dalam industri berskala besar dan menengah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penerapan plastic circular economy bisa berupa pengumpulan Kemasan Plastik Pasca Konsumsi oleh pemulung, bank sampah, daur ulang plastik, penjualan serta pameran produk daur ulang plastik, dan lain-lain. Bahkan, sejatinya plastic circular economy dimulai dari tahap desain dimana produsen dapat menghasilkan produk yang lebih mudah untuk dikumpulkan dan didaur ulang untuk jangka panjang.
Plastic circular economy sejatinya berakar pada prinsip 4R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (daur ulang), dan Recovery (memulihkan kembali). Pendekatan ini juga sejalan dengan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Bagaimana mendukung plastic circular economy di Indonesia?
Plastic circular economy akan sulit diterapkan tanpa dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Contohnya, apabila masyarakat membuang sampah ke sungai alih-alih tempat sampah atau tempat daur ulang, maka sampah tersebut dapat mencemari lautan sebelum bisa dimanfaatkan kembali.
ADVERTISEMENT
Infrastruktur pengumpulan dan pemilahan sampah juga berperan besar. Dengan tempat sampah pilah, plastik menjadi tidak tercampur dengan sampah lain sehingga bisa lebih mudah diolah kembali.
Oleh karena itu, walau terdengar sederhana, membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya sangatlah penting. Akan lebih baik lagi jika Anda melakukan pemilahan Kemasan Plastik Pasca Konsumsi dan mengirimkan atau menukarnya ke pemulung, bank sampah, serta tempat daur ulang.
com-Pilah dan buang sampah plastik pada tempatnya. Foto: Shutterstock
Sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang baik juga dibutuhkan. Anda bisa post di media sosial mengenai topik terkait atau mengikuti kegiatan yang mendukung plastic circular economy agar semakin banyak orang yang sadar mengenai sampah yang mereka buang sehari-hari.
Dengan urgensi lingkungan dan peluang yang ada, plastic circular economy sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia. Namun, sukses atau tidaknya pendekatan tersebut pada akhirnya tergantung dari partisipasi masyarakat itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Coca-Cola.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten