Pengamat: Perkuat Rupiah, Sampai Berapa Tinggi BI Naikkan Bunga Acuan?

29 Juni 2018 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pagi ini kembali melemah. Di pasar spot, kurs rupiah bahkan mencapai kisaran Rp 14.400/USD. Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (29/6), dolar AS dibuka di Rp 14.355.
ADVERTISEMENT
Dolar AS kemudian menguat tajam ke Rp 14.395 dan kini posisinya kembali merangkak naik ke Rp 14.410. Pagi ini dolar AS sudah menguat 55 poin atau 0,38%.
Menanggapi hal ini, pengamat pasar uang Farial Anwar menilai, penguatan rupiah nyaris hanya mengandalkan kebijakan Bank Indonesia (BI). Padahal menurutnya, kebijakan moneter dengan intervensi ke pasar uang tersebut, sangat mahal.
“Cadangan devisa tidak bisa terus digelontorkan untuk intevensi,” ungkap Farial kepada kumparan, Jumat (29/6). Pada sisi lain, BI juga menaikkan suku bunga acuan untuk menarik modal masuk ke dalam negeri. Sayangnya menurut Farial, kebijakan ini tak selalu direspons positif.
Farial menjelaskan, jika mengacu pada teori, seharusnya ketika BI menaikkan suku bunga, maka asing akan tertarik memegang rupiah untuk mendapatkan margin bunga yang lebih tinggi.
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
“Itu teorinya. Tapi dua kali BI menaikkan suku bunga, ada enggak dampak positifnya? Mau sampai setinggi apa menaikkan suku bunga?” ujar Farial. Sebab menurutnya kenaikan suku bunga acuan akan direspons dengan kenaikan suku bunga kredit. Hal tersebut justru dapat membebani dunia usaha. 
ADVERTISEMENT
“Apalagi suku bunga kredit kita masih termasuk yang paling mahal di Asia. Kita di atas 10% bahkan kalau (debitor) yang kecil bisa 19%-20%,” ujarnya. Untuk itu Farial mengatakan bahwa BI juga harus melihat kebijakan tersebut secara seimbang. Sebab dunia usaha juga perlu diperhatikan.
“Tapi keliatannya BI konsisten akan menaikkan suku bunganya. Ya kami hanya ingatkan. Tapi mau sampai seberapa tinggi?” tandasnya.