Pengusaha Akui Kesulitan Kirim Biodiesel ke Indonesia Timur
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagian besar Terminal BBM Pertamina yang belum mendapat pasokan FAME berada di Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi. Implementasi program B20 pun belum sesuai target karena masih banyaknya Terminal BBM yang belum bisa menyalurkan biodiesel.
Terkait hal ini, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, pihaknya kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil.
"Masing-masing titik punya kesulitan spesifik, misalnya transportasi, tangki penyimpanan, dan sebagainya. Tiap-tiap titik ada masalah, misalnya terkendala antrean kapal," kata Paulus kepada kumparan, Senin (24/9).
Paulus enggan merinci lebih lanjut terkait masalah distribusi ini. Ia hanya menekankan bahwa produsen biodiesel bersama pemerintah sedang berupaya mencari solusi atas masalah ini.
"Kami dari pabrikan biodiesel mengupayakan agar tersalurkan dengan baik, sudah dikoordinir oleh Kemenko Perekonomian. Kita sedang mengupayakan agar lebih baik," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Aprobi dan pemerintah belum menemukan solusi agar implementasi B20 sesuai harapan. "Kita masih belum tahu masing-masing daerah bagaimana penyelesaiannya," ujar Paulus.
Sebelumnya diberitakan, hingga tanggal 14 September 2018, Pertamina telah menggunakan FAME sebagai bahan campuran Solar pada kisaran 159.988 KL atau sekitar 39 persen dari alokasi bulanan. Jumlah tersebut terdiri dari FAME untuk PSO sebesar 116.422 KL dan FAME untuk NPSO 43.566 KL.
Sampai awal September baru 69 Terminal BBM yang menyalurkan B20. Diproyeksikan hingga pekan ke-2 September ada tambahan 10 Terminal BBM lagi yang akan menyalurkan B20.