news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengusaha Mamin dan Tekstil Mengeluh: Banyak Libur Bikin Tekor

26 Juni 2018 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Industri tekstil (Foto:  ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Industri tekstil (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
ADVERTISEMENT
Keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2018 yang memutuskan bahwa pada tanggal 27 Juni ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional semakin menambah rentetan jadwal libur di Bulan Juni.
ADVERTISEMENT
Hal ini dipandang tidak menguntungkan oleh pelaku industri khususnya industri Makanan dan Minuman (Mamin) dan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Sebab, semakin banyak jadwal libur yang bertambah di Bulan Juni ini, semakin membuat kalangan pengusaha lebih banyak mengeluarkan biaya ketimbang memperoleh keuntungan alias tekor.
"Dengan libur yang makin banyak kan berarti kita harus mempekerjakan karyawan itu lembur. Ini berarti kita harus mengeluarkan biaya ekstra. Sementara daya konsumsi masyarakat itu apalagi pasca lebaran menurun drastis," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat dihubungi kumparan, Selasa (26/6).
Razia bahan makanan dan minuman jelang Ramadan (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Razia bahan makanan dan minuman jelang Ramadan (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Dia juga mengatakan, selain biaya lembur, pihaknya juga harus mengeluarkan biaya logistik yang biasanya meningkat di hari libur. Untuk itu, para pengusaha meminta agar pemerintah tak menetapkan hari libur secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
"Kami itu butuh untuk mengatur ulang semuanya, proses shutdown, pengaturan jadwal ekspor impor, itu kan butuh waktu minimal 60 hari sebelumnya. Kami dapat kabar tiba-tiba libur tentu akan mengganggu semuanya," tambah Ade.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman. Menurut dia, industri makanan berpotensi kehilangan 30% dari keuntungannya. Sebab, industri Mamin sangat bergantung pada pengiriman makanan dan minuman setiap hari.
"Kami para pengusaha itu sudah atur jadwal selama satu tahun di awal tahun. Kalau tiba-tiba ada keputusan mendadak libur seperti ini membuat kami jadi bingung," tutupnya.