Pengusaha Masih Optimistis Ekspor Bisa Genjot Ekonomi RI Tahun Ini
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agustus 2018, total laju ekspor mencapai USD 120,1 miliar, sementara laju impor sebesar USD 124,1 miliar. Sehingga neraca dagang sejak awal tahun hingga Agustus 2018 mencatat defisit USD 4,09 miliar.
“Bicara soal ekspor, dunia usaha melihat akan mungkin berkontribusi lebih ke ekonomi. Sebab, manufaktur terlalu cepat turun dan bersaing dengan sektor jasa,” ujar Agung dalam diskusi Tantangan Ekonomi RI di Hotel Ibis, Jakarta, Rabu (26/9).
Agung mengatakan, saat ini sektor manufaktur justru bisa dipacu lebih lanjut. Apalagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah saat ini bisa menguntungkan para eksportir.
“Sekarang ini saatnya meningkatkan sektor manufaktur karena decline-nya terlau cepat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Namun, dunia usaha juga masih melihat adanya tekanan, meskipun sudah memiliki dukungan dari pemerintah. Tapi secara keseluruhan, lanjut Agung, produktivitas industri di dalam negeri ini masih belum optimal.
“Tantangan buat ekonomi kita adalah meningkatkan produktivitas yang banyak sekali aspeknya. Harga komoditas dan suku bunga termasuk di dalamnya. Kami selalu berharap adanya perbaikan dari sisi itu agar kita lebih kompetitif. Jadi, di situasi ini kami akan tentu berat,” kata dia.
Agung menyebutkan, laju bisnis yang optimal bisa terwujud jika didukung oleh kebijakan pemerintah yang sejalan dengan pengusaha, kualitas kelembagaan untuk pelayanan yang bagus, dan kualitas para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjalankan kebijakan.
“Kalau ini semua bagus, ini akan secara fundamental pengaruhi bisnis,” tambahnya.
ADVERTISEMENT