Pengusaha Pesimistis Ekspor Batu Bara Bisa Tambah 100 Juta Ton di 2019

30 September 2018 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu upaya untuk menggenjot devisa dan memperkuat rupiah, pemerintah menargetkan penambahan ekspor batu bara hingga 100 juta ton per tahun. Namun untuk tahun ini, ekspor batu bara hanya dapat ditambah 21,9 juta ton.
ADVERTISEMENT
Untuk 2019, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) juga tak yakin produksi maupun ekspor batu bara bisa ditambah hingga 100 juta ton. Pertimbangan utamanya adalah tren harga dan ketersediaan alat berat.
"Tren harga jual batu bara kita menunjukkan penurunan, jadi saya kurang yakin perusahaan-perusahaan akan agresif meningkatkan produksi tahun depan secara signifikan. Apalagi ketersediaan alat-alat berat juga masih terbatas," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada kumparan, Sabtu (30/9).
Pada 2018, awalnya produksi batu bara ditargetkan sebesar 485 juta ton. Dua lima persen di antaranya merupakan batu bara Domestic Market Obligation (DMO) yang wajib dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri. Sisanya boleh diekspor.
Target produksi di 2018 ditambah 100 juta ton menjadi 585 juta ton menyusul diterbitkannya Keputusan Menteri Nomor 1924 K/30/MEM/2018 mengenai Perubahan Atas Penetapan Persentasi Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan dalam Negeri Tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM telah memberikan tambahan kuota produksi sebesar 21,9 juta ton untuk 32 perusahaan, dan tidak ada lagi tambahan yang diberikan hingga akhir tahun.