Penjelasan Bos KAI Soal Sepinya KA Bandara Soetta

25 Januari 2019 16:25 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) masih terbilang sepi. Dari pantauan kumparan, kereta yang diberangkatkan dari Stasiun BNI City ke Bandara Soetta, pernah hanya memuat penumpang tak sampai 50 orang dari total kapasitas 272 kursi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) Edi Sukmoro, mengakui hingga saat ini pun ka bandara yang diresmikan pada 2 Januari 2018 oleh Presiden Jokowi itu pun, tingkat keterisiannya tak sampai 30 persen.
"Okupansinya (keterisian) itu masih di bawah 30 persen," katanya kepada kumparan di Kantor Jakarta Railway Center, Jakarta Pusat, Rabu (19 Desember 2018).
Terkait itu, Edi membeberkan alasan mengapa ka bandara masih juga sepi. Menurutnya, ka bandara itu memang sebetulnya belum betul-betul siap dioperasikan sesuai desain awal yaitu berangkat dari Stasiun Manggarai. Diketahui, saat ini titik poin pemberangkatan Stasiun Manggarai masih dalam tahap pembangunan.
"Itu kan poin awal dari desain, destinasi maupun berangkatnya itu kan dari Manggarai, sekarang kan masih belum dari Manggarai. Kan sebenarnya ini kan belum layak dioperasikan kan karena sebenarnya belum siap," terangnya.
Kereta Bandara (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Bandara (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Jika selesai dibangun, Stasiun Manggarai akan memiliki area parkir yang lebih luas dan akses yang semakin mudah. Pasalnya, Stasiun Manggarai juga menjadi titik tengah dari persimpangan jalur Kereta Rel Listrik (KRL) dan ka jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Sambil menunggu proses itu, Edi pun menegaskan pihaknya juga sedang melakukan berbagai upaya yang memudahkan penumpang serta mengoptimalkan sistem operasional ka bandara.
"Kita tidak tinggal diam. Misalnya pemberangkatan dari Bekasi. Nah kita juga sedang mengobservasi dipikir-pikir mungkin enggak diberangkatkan dari kota (Stasiun Jakarta Kota)," imbuhnya.
Kereta bandara Sudirman Baru-Soetta yang tampak sepi pada Rabu (8/8/2018) (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta bandara Sudirman Baru-Soetta yang tampak sepi pada Rabu (8/8/2018) (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
Edi tak memungkiri, keluhan mahalnya harga tiket ka bandara sebagai salah satu pemicu rendahnya jumlah penumpang. Meski begitu, PT KAI tak bisa langsung menurunkan harga tiket sebagai solusi meramaikan ka bandara.
Pasalnya, PT KAI juga masih menanggung biaya investasi pembangunan yang selama ini didapatkan dari pinjaman.
"Kalau rate-nya diturunkan dari Rp 100 ribu menjadi Rp 70 ribu maka yang terkena adalah arus pengembaliannya (pinjaman) lebih lama. Perlu kembali misalnya 5 tahun ini menjadi 7 tahun karena memang tarif yang ditargetkan di bawah dari yang dihitung," pungkasnya.
ADVERTISEMENT