Penjelasan Garuda Soal Dolar AS Tembus Rp 15.000

19 Mei 2018 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia di bandara (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia di bandara (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memberikan penjelasan terkait kicauan admin Twitter miliknya yang menyebutkan dolar AS tembus Rp 15.000. Padahal saat ini, posisi mata uang Paman Sam terhadap rupiah masih di level Rp 14.100.
ADVERTISEMENT
Senior Manager PR Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mencoba memberi penjelasan. Dia mengatakan, kurs dolar AS yang dimaksud adalah bukan posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada umumnya yang dipakai untuk transaksi sehari-hari. Yang dimaksud dalam kicauan Twitter tersebut adalah patokan kurs Garuda Indonesia untuk menentukan harga tiket penerbangan internasioanl. Umumnya, patokan kurs mengacu pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Reuters, atau Bloomberg.
Menurutnya, setiap maskapai punya patokan sendiri dalam menentukan harga tiket untuk penerbangan internasional. Karena kurs terus berubah setiap waktu, maka dalam maskapai penerbangan dipatok kurs dengan acuan sendiri, dalam hal ini mengacu pada IATA Exchange Rate.
"Itu biasanya kursnya lebih tinggi dari biasanya, dari kurs umum. Dalam transaksi antara penumpang dan airline itu ada kurs penerbangan. Setiap airline punya patokan kurs dan mengacu ke IATA Exchange Rate," kata Ikhsan kepada kumparan, Sabtu (19/5).
ADVERTISEMENT
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Dia menjelaskan, dalam dunia penerbangan, patokan kurs tersebut sudah umum digunakan. Maskapai tidak lagi menggunakan patokan kurs yang umum karena pergerakannya sangat fluktuatif.
"Itu udah common di dunia penerbangan. Jadi airline punya kurs sendiri," katanya.
Meski demikian, kata dia, patokan penggunaan kurs tersebut hanya berlaku untuk pembelian tiket penerbangan internasional, tidak untuk pembelian pesawat, bahan bakar pesawat (avtur), atau pun leasing.
"Jadi ini untuk pembelian tiket saja, untuk penerbangan internasional, bukan untuk pembelian fuel, pembelian pesawat, leasing," jelas dia.