Penjual Ferrari Cs di Indonesia Pusing Karena Turunnya Penjualan

22 September 2018 10:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferrari 488 Pista (Foto: dok: Ferrari)
zoom-in-whitePerbesar
Ferrari 488 Pista (Foto: dok: Ferrari)
ADVERTISEMENT
Pengusaha otomotif kelas atas di Indonesia mengaku saat ini mengalami kesulitan menjual mobil mewah, seperti Ferrari, Lamborghini hingga McLaren.
ADVERTISEMENT
Direktur Prestige Image Motorcars Rudy Salim sebagai importir mobil mewah mengatakan, penjualan mobil mewah menurun sejak tahun 2014. Kala itu, tambah Rudy, penurunan jumlah pembeli bisa mencapai 50 persen.
Bisnis impor sport car mewah kembali terpukul setelah pemerintah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 impor pada 1.147 komoditas barang konsumsi yang berlaku mulai 13 September 2018. Belum lagi adanya dampak pelemahan rupiah sejak awal Agustus yang membuat harga jual semakin meningkat.
“Sangat sulit memasarkan mobil mewah di sini karena ini sangat segmented kan. Kebanyakan pengusaha yang membeli,” katanya saat dihubungi kumparan, Sabtu (22/9).
Lamborghini Huracan Performante (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Lamborghini Huracan Performante (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Belum lagi adanya aturan tambahan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang juga naik dari 7,5 persen menjadi kisaran 10 persen hingga 120 persen. Ini bagikan pukulan tambahan untuk importir mobil mewah.
ADVERTISEMENT
“Ini akan semakin menekan penjualan mobil mewah. Padahal, impor barang mewah itu pengaruhnya sangat kecil ke defisit neraca berjalan kita (CAD). Rata-rata kita jual mobil secara nasional itu 1 juta unit per tahun,” tambahnya lagi.
Meski begitu, Rudy mengaku tak punya pilihan lain selain mengikut aturan yang ada. Ragam mobil mewah yang dijual Rudy ini dijual variatif, mulai dari Rp 9 miliar per unit.
“Kita kebanyakan impor dari Italia. Para pembeli kami rata-rata menggunakan kredit dalam pembayaran,” tutupnya.