news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjualan E-commerce Indonesia Diprediksi Tembus USD 63 Miliar di 2027

11 Mei 2018 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
ADVERTISEMENT
Lembaga Keuangan Morgan Stanley memperkirakan pada 2027 persentase penjualan e-commerce di Indonesia akan mencapai 19% dari total aktivitas ritel senilai USD 63,2 miliar atau setara Rp 884,8 triliun (kurs USD 1: Rp 14.000).
ADVERTISEMENT
Sedangkan penggunaan uang elektronik diprediksi mencapai 24% dari total transaksi atau naik 2% dari total transaksi pada 2017 senilai USD 74,6 miliar atau setara Rp 1.044,4 triliun.
Berdasarkan hasil riset yang diterima kumparan (kumparan.com), Jumat (11/5), lembaga keuangan asal Amerika Serikat tersebut ini menunjukkan bahwa e-commerce Indonesia berkembang sangat pesat.
“Pada kuartal I 2018 saja, kami melihat Alibaba menginvestasikan sebanyak USD 2 miliar lagi di Lazada. Go-Jek juga mendapatkan investasi baru sebesar USD 1,5 miliar,” tulis Morgan Stanley dalam laporan tersebut.
Menurut Morgan Stanley, perkembangan e-commerce tersebut tidak lepas dari peran digitalisasi. Selama ini, ada tiga pilar yang dinilai mendorong pesatnya digitalisasi di Indonesia.
Pertama, e-connectivity yang didukung penetrasi smartphone yang sangat cepat. Morgan Stanley memperkirakan penetrasi smartphone akan menyentuh 95% populasi pada 2027. Selain itu populasi broadband juga akan berkembang dari sekarang sebesar 9% menjadi 29% pada tahun 2027.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pilar kedua adalah potensi dari e-commerce itu sendiri. Melemahnya toko-toko ritel dinilai menjadi peluang besar bagi perusahaan e-commerce. Beberapa faktor pendukung antara lain, Morgan Stanley menilai demografi di Indonesia sangat mendukung.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang masif juga memudahkan akses transportasi dan komunikasi. Isu tentang pengiriman logistik saat ini lebih dimudahkan dengan maraknya layanan ride-sharing yang juga bisa mengatarkan pesanan dalam jarak-jarak dekat.
Faktor ini juga berhubungan dengan pilar ketiga digitalisasi yaitu mulai berkembangnya e-payment untuk pembayaran, yang terus mendorong inovasi dan memberikan solusi bagi pasar.
Meski demikian, Morgan Stanley melihat adanya hambatan yaitu regulasi tentang pembayaran digital yang hingga saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah.