Penjualan Lesu, Laba Harley-Davidson Melorot Seperempat dari 2018
PerbesarADVERTISEMENT
Produsen motor gede atau moge terkemuka dunia asal Amerika Serikat (AS), Harley-Davidson , mencatatkan penurunan laba pada kuartal I 2019. Mengutip penjelasan perusahaan, Selasa (23/4), laba Harley-Davidson turun lebih dari seperempat atau 26,7 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu.
ADVERTISEMENT
Industri sepeda motor yang berkantor pusat di Milwaukee, Wisconsin itu mengaku, penurunan laba dipicu oleh kelesuan penjualan. Pada saat yang sama, beban biaya produksi naik akibat kenaikan tarif sejumlah bahan baku yang masih diimpor.
Kenaikan biaya itu merupakan dampak dari perang dagang yang dikobarkan Presiden AS Donald Trump. Hal yang sama juga telah memicu kenaikan tarif impor atas produk Harley-Davidson yang diberlakukan Uni Eropa, sebagai tindakan balasan terhadap AS.
Pada kuartal I 2019, laba Harley-Davidson hanya mencapau USD 127,9 juta atau setara 80 sen dolar per saham. Angka itu turun dari periode sama tahun lalu, saat perusahaan mencatatkan laba USD 174,76 juta atau USD 1,03 per saham.
Pendapatan dari penjualan sepeda motor dan produk-produk terkait, turun 12,3 persen menjadi USD 1,19 miliar.
Secara umum, industri sepeda motor tengah berjuang menghadapi penurunan penjualan di AS. Mereka juga menghadapi kekhawatiran, bahwa pembeli yang lebih muda kurang tertarik pada sepeda motor daripada generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan telah berusaha membuat lebih banyak orang antusias naik sepeda motor lagi. Harley-Davidson juga meluncurkan rencana sepuluh tahun pada 2017 lalu. Targetnya untuk menarik 2 juta pengendara baru pada tahun 2027.
Untuk mewujudkan target itu, perusahaan berinvestasi dalam pengembangan sepeda motor listrik, serta membuat pelatihan-pelatihan di seluruh negeri untuk mengajari orang-orang cara bersepeda motor yang baik.
