Penumpang Keluhkan Kepadatan Stasiun Duri, Menhub Akan Evaluasi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan membahas sekaligus mengevalusi jadwal kereta Bandara Soekarno-Hatta, menyusul keluhan penumpang KRL Commuterline atas kepadatan dan alur perpindahan penumpang di stasiun Duri. Keluhan ini mencuat, setelah PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) memindahkan KRL Tangerang-Duri ke jalur 5 dari sebelumnya di jalur 4.

Sementara KRL tujuan Jatinegara ada di peron 1 dan KRL tujuan Depok/Bogor di jalur 2. Sehingga penumpang transit dan berpindah antar-KRL harus menyebrang jauh, melintasi jalur 3 dan 4 yang digunakan Kereta Bandara (Kabandara) Soekarno-Hatta. Peron jalur 5 yang digunakan penumpang KRL Tangerang-Duri juga lebih sempit dari peron-peron lainnya di stasiun tersebut. Akibatnya antara penumpang yang akan turun dan akan naik KRL harus berdesakan.

Selain itu, perpindahan penumpang transit di peron 5 ke peron lainnya, juga hanya difasilitasi oleh masing-masing 1 eskalator naik dan turun.

"Saya sudah minta Dirjen Perkeretaapian dan PT KAI melakukan inventarisasi dan mengevaluasi keluhan penumpang adanya kereta bandara," kata Menhub Budi Karya di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Kamis (5/4).

Suasana di Stasiun Duri. (Foto: Dok. Istimewa)

Selain kepadatan di Stasiun Duri, penumpang KRL Tangerang-Duri juga mengeluhkan pengurangan jadwal sebagai konsekuensi penambahan jadwal Kabandara. Kedua kereta ini menggunakan jalur rel yang sama, sehingga harus berbagai jadwal.

Menhub seperti dikutip dari Antara mengatakan, dirinya akan berkunjung ke Stasiun Duri untuk melihat langsung kondisi sebenarnya sekaligus mencari masukan mengenai jadwal kereta api.

"Rencananya Jumat (6/4) akan kita bahas dan rapatkan untuk cari solusi di Stasiun Duri," kata Menhub.

Penyeberangan di Stasiun Duri. (Foto: Dok. KAI)

Jalur kereta bandara saat ini hanya memiliki jalur baru dari Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soekarno-Hatta, sementara dari Stasiun Batu Ceper, Tanah Abang dan Sudirman menggunakan jalur lama yang diperuntukan bagi KRL.

Budi Karya menambahkan saat ini keberadaan kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah dianggap mendesak karena jalan arteri maupun jalan tol dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah sangat padat. Oleh karena itu, pengadaan kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah harus dilakukan, walaupun masih menggunakan rel eksisting.