Penyaluran Kredit BNI di Kuartal I 2019 Rp 521 T, Naik 18,6 Persen

24 April 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana konferensi pers pemaparan kinerja Kuartal I 2019 BNI. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Suasana konferensi pers pemaparan kinerja Kuartal I 2019 BNI. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI mencatat penyaluran kredit sepanjang kuartal I 2019 senilai Rp 521,35 triliun. Angka ini naik 18,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY) senilai Rp 439,46 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah mengatakan, pertumbuhan kredit BNI didorong oleh penyaluran Kredit Korporasi swasta yang tumbuh 23,3 persen dari Rp 132,67 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 163,61 triliun pada Maret 2019.
Kredit yang disalurkan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga tumbuh 26,7 persen dari Rp 83,41 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 105,72 triliun pada Maret 2019.
"Kedua segmen ini berkontribusi sebesar 51,7 persen terhadap total kredit BNI, dengan pembiayaan pada sektor-sektor unggulan, terutama sektor manufaktur dan infrastruktur," kata dia dalam paparan kinerja Kuartal I 2019 di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu (24/4).
Kata dia, penyaluran kredit ke sektor manufaktur meningkat 17,5 persen YoY, dan infrastruktur tumbuh 10,3 persen YoY.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pembiayaan kepada segmen Korporasi, penyaluran kredit segmen Medium tumbuh 8,4 persen YoY dari Rp 67,08 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 72,72 triliun pada Maret 2019.
Demikian juga penyaluran kredit segmen Kecil yang meningkat 18,5 persen YoY dari Rp 57,73 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 68,42 triliun pada Maret 2019, terutama ditopang pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 30,2 persen dibandingkan Maret 2018.
"Sebagai salah satu strategi pertumbuhan pada kedua segmen ini, BNI fokus pada Supply Chain Financing yaitu pemberian kredit kepada institusi-institusi yang memiliki hubungan bisnis dengan debitur segmen Korporasi BNI," ucapnya.
BNI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain ketiga segmen di atas, kata Endang, pertumbuhan kredit BNI juga ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit Konsumer. BNI Fleksi (Payroll Loan) masih menjadi kontributor utama pertumbuhan segmen Konsumer, yaitu meningkat 25,0 persen YoY dari Rp 19,07 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 23,85 triliun pada Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Penyaluran kredit properti (BNI Griya) masih yang terbesar dari aspek komposisi yaitu 51,8 persen dari total kredit konsumer, dengan pertumbuhan sebesar 9,4 persen.
Dana Pihak Ketiga Naik
Kemampuan BNI dalam melakukan ekspansi kredit pada tiga bulan pertama tahun 2019, kata Rico, lantaran dukungan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun. Angkanya pun tumbuh 16,8 persen YoY, yaitu dari Rp 492,90 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp 575,75 triliun pada Maret 2019.
Pertumbuhan DPK ini, kata dia, berhasil dilakukan pada saat kondisi pasar likuiditas yang sangat ketat dengan rasio dana murah atau CASA dijaga pada level 60,5 persen ditopang oleh pertumbuhan Giro sebesar 24,2 persen YoY; Tabungan 5,1 persen YoY; dan Deposito 22,5 persen YoY.
ADVERTISEMENT
Berbagai strategi terus dilakukan untuk menghimpun dana murah. Pertama, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi BUMN dan pemerintah serta mengembangkan layanan digital banking. Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah rekening dari 37,6 juta rekening pada akhir Maret 2018 menjadi 44,9 juta rekening pada akhir Maret 2019.
"Kedua, BNI juga meningkatkan jumlah branchless banking atau yang dikenal dengan Agen46, yaitu agen-agen yang menjadi perpanjangan tangan BNI dalam melayani masyarakat yang tidak memiliki akses mudah ke outlet BNI. Pertumbuhannya adalah dari 82.000 Agen46 pada Maret 2018 menjadi 117.000 Agen46 pada akhir Maret 2019," tutur dia.