Penyebab Banjir Laptop Impor: Orang Indonesia Suka Main Game

16 Maret 2019 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laptop Asus ROG yang dijual di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Laptop Asus ROG yang dijual di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat barang impor asal China, yakni laptop, membanjiri Indonesia sepanjang 2019. Laptop impor dari China jauh melebihi laptop dari negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Pedagang laptop di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara, mengakui bahwa laptop buatan China laris diburu pembeli.
Salah satu pedagang HM Notebook, Herry, mengatakan bahwa penjualan laptop terbagi dalam 2 segmen pasar. Pertama pasar laptop umum, kedua pasar laptop gamming (untuk main game). Untuk pasar laptop umum, ada banyak merek yang laris dibeli, misalnya Asus, Lenovo, Dell, HP dan Acer.
"Ini biasanya mereka (pembeli) enggak terlalu memikirkan spesifikasi tinggi. Karena kebutuhan mereka terkadang banyak ada di merek-merek seperti Asus, Lenovo, Dell, HP dan Acer juga," katanya kepada kumparan saat ditemui di Harco Mangga Dua, Jakarta, Sabtu (16/3).
Sementara itu untuk segmen gamming, laptop merek Asus yang paling laris. Penjualan untuk segmen gamming lebih besar ketimbang segmen laptop umum. "Untuk gamming pasti pembeli langsung mengingat Asus ROG," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebab, Asus ROG dinilai memiliki spesifikasi cocok untuk para pecinta gamming. Apalagi saat ini game makin banyak dan berkembang teknologinya.
Harga laptop Asus ROG mulai Rp 12 juta hingga 80 juta per unit. Rentang harga tersebut tergantung dengan spesifikasi laptop tersebut, semakin tinggi maka harga juga akan semakin mahal.
Pada saat ramai, Herry mengaku penjualan bisa mencapai 5-10 unit per hari. Tetapi kadang sepi pembeli, penjualan tidak pasti. "Tergantung momennya. Kalau penjualan enggak mesti," katanya.
Suasana di Harco Mangga Dua, Pusat Penjualan Laptop di Jakarta Utara, Sabtu (16/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
Berdasarakan data BPS, laptop impor asal China selama Januari hingga Februari 2019 mencapai 1.056 ton atau USD 142,6 juta. Angka ini jauh lebih besar dibanding laptop impor asal AS yang hanya 249 kg atau senilai USD 40.674.
ADVERTISEMENT
Secara detail, impor laptop asal AS di Februari 2019 mencapai 165 kg atau USD 25.620, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 84 kg atau USD 15.054.
Sementara laptop impor asal Taiwan selama Februari 2019 mencapai 35 kg atau USD 13.921, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 43 kg atau USD 13.842.
Sedangkan laptop impor asal Jerman selama bulan lalu mencapai 18 kg atau USD 6119, jauh menurun dibandingkan pada bulan Januari 2019 yang mencapai 103 kg atau USD 11.322.
Adapun laptop asal Thailand selama Februari 2019 mencapai 12 kg atau USD 4.186, periode ini merupakan pertama kalinya Indonesia mengimpor laptop dari Thailand.