Penyebab Daging Sapi Tetap Mahal

30 Desember 2017 20:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual daging di pasar PSPT Tebet (Foto: Rivi Satrianegara)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual daging di pasar PSPT Tebet (Foto: Rivi Satrianegara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang akhir tahun harga daging sapi lokal masih mahal. Di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, harga daging sapi dipatok Rp 120.000/kg. Padahal, sebulan yang lalu harganya sempat turun Rp 10.000/kg menjadi Rp 110.000/kg. Harga daging sapi saat ini masih jauh dari keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan bisa Rp 85.000/kg.
ADVERTISEMENT
Lantas, kenapa harga daging sapi lokal masih mahal?
Menurut Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, melambungnya harga daging sapi hingga akhir tahun ini disebabkan kurangnya pasokan daging dalam negeri. Artinya, peternak sapi untuk produksi daging sapi belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kalau untuk daging lokal di pasar itu mustahil bakal Rp 80.000/kg itu enggak mungkin. Maka itu kenapa pemerintah mengimpor daging dari India dengan harga pasar Rp 80.000/kg," kata Sarman saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Sabtu (30/12).
Sarman melanjutkan, masyarakat Indonesia saat ini belum terbiasa mengkonsumsi daging impor, sehingga permintaan daging sapi lokal tetap tinggi sehingga harganya melambung.
Penjualan daging sapi di pasar.  (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjualan daging sapi di pasar. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Untuk bisa menstabilkan harga daging sapi, Sarman memberikan beberapa usulan di antaranya pemerintah harus lebih menggalakkan sosialisasi konsumsi daging sapi impor, sebagai upaya menekan tingginya harga daging sapi lokal.
ADVERTISEMENT
"Harus ada peningkatan sosialisasinya dari pemerintah, yang itu sangat strategis karena memang pemerintah membuat suatu situasi di mana masyarakat harus punya pilihan. Kalau ingin fresh dengan harga Rp 120.000/kg yang daging sapi lokal, kalau ingin harga daging Rp 80.000/kg ya dari impor," ungkap Sarman.
Sarman menuturkan, jika pemerintah berencana untuk melakukan swasembada daging sapi, pemerintah harus membuka kran investasi dari luar negeri untuk industri pertenakan sapi. Sehingga kebutuhan daging sapi masyarakat dapat terpenuhi.
Dia juga menyampaikan, untuk bisa swasembada daging sapi, Indonesia harus bisa memasok kebutuhan daging sapi nasional sebanyak 40 juta-50 juta ton per tahun. Saat ini, pemenuhan daging sapi secara nasional baru 500 ribu ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang berbasis industri pertenakan modern, harus fokus, pemerintah punya blue print-nya. Mewujudkan tidak bisa 2 tahun 3 tahun. Butuh waktu 10 tahun hingga 15 tahun," ujarnya.