Per Agustus 2018, Penyaluran KUR Capai 70,9 Persen dari Target

18 September 2018 18:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir (kanan). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir (kanan). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 31 Agustus 2018 tercatat sebesar Rp 83 triliun. Realisasi penyaluran KUR tersebut telah mencapai 70,9 persen dari target tahun 2018 yaitu sebesar Rp 123,53 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 0,05 persen. Penyaluran KUR ini masih didominasi untuk skema KUR Mikro sebesar 66,7 persen, skema KUR Kecil sebesar 33 persen dan KUR TKI 0,3 persen
“Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha keciI," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir di kantornya, Jakarta, Selasa (18/9).
Adapun penyaluran KUR menurut wilayah didominasi di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 56,1 persen, diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 9,5 persen.
Iskandar mengatakan, kinerja penyaluran KUR per provinsi tersebut sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia. Sementara jika dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran KUR untuk sektor produksi terus berjalan meski belum mencapai target yaitu sebesar 50 persen di tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Iskandar Simatongkir Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Gedung Kemenko, Jakarta, Selasa (18/9). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Iskandar Simatongkir Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Gedung Kemenko, Jakarta, Selasa (18/9). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
“KUR produksi belum mencapai (target) yang ditentukan yaitu 50 persen. KUR sektor produksi seperti pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa itu baru 42,8 persen. Harusnya 50 persen. Tapi kami yakin bisa capai 50 persen karena banyak bank yang akan salurkan KUR misalnya replanting sawit itu kan banyak,” jelasnya.
Menurutnya, besaran KUR produksi tersebut meningkat dibanding periode Juli 2018 sebesar 38,5 persen.
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM yang digelar hari ini, Iskandar mengatakan, pihaknya telah menetapkan penambahan plafon KUR tahun 2018 sebesar Rp 100 miliar. Sehingga plafon KUR tahun 2018 berubah dari Rp 123,53 triliun menjadi Rp 123,63 triliun. Penambahan plafon KUR tahun 2018 tersebut diberikan kepada 4 Penyalur KUR.
ADVERTISEMENT
“Yang Rp 100 miliar tambahan itu untuk Bank CTBC itu untuk kredit TKI, lalu BRI Syariah, terus Bank Sumselbar. BRI Syariah paling besar tambahannya. Diharapkan dengan adanya penambahan total plafon KUR tahun 2018 ini maka akan semakin banyak UMKM yang dapat memperoleh penyaluran KUR,” tandasnya.