Per Oktober 2018, Penyaluran FAME untuk Biodiesel Capai 2,42 Juta KL

26 Oktober 2018 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biodiesel 20 persen (B20). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biodiesel 20 persen (B20). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menghitung realisasi penyaluran Fatty Acid Methyl Esther (FAME) untuk program Biodiesel 20 persen (B20) sudah mencapai 2,42 juta kiloliter (KL) hingga 24 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, realisasi itu sudah 60 persen dari target tahun ini yang sebesar 3,92 juta KL. Penyaluran FAME ini untuk BBM Public Service Obligation (PSO) dan Non PSO.
“Total target 2018 kurang lebih dari 3,93 juta KL untuk B20 PSO dan Non PSO,” kata Rida di kantornya, Jakarta, Jumat (26/10).
Penyaluran FAME untuk sektor Non PSO bersifat mandatori per 1 September 2018. Sementara B20 untuk PSO alias BBM subsidi sudah diberlakukan sejak 2,5 tahun lalu.
Di tengah implementasi B20, pemerintah mengurangi jumlah tempat pengolahan untuk mencampur FAME dan BBM. Rida mengatakan, pengurangan tempat blending ini agar lebih efektif.
Selama ini, cukup banyak kendala yang dihadapi sehingga pemerintah pun memutuskan untuk mengurangi jumlah tempat pengolahan dari 86 titik menjadi 10 titik pengolahan saja di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kami akui program ini belum optimum. Meski pelaksanaanya getting better. Jadi kemarin kesepakatan dengan Pertamina, kita akan kurangi jumlah TBBM. Sekarang ada 86 TBBM menjadi hanya 10 titik saja,” lanjut Rida.
Ilustrasi biodiesel. (Foto: AFP/Pornchai Kittiwongsakul)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biodiesel. (Foto: AFP/Pornchai Kittiwongsakul)
Sebenarnya, sebelum ada perubahan ini Kementerian ESDM sudah mengubah jumlah titik pengolahan FAME satu hari sebelum penetapan mandatori B20 ditetapkan. Kala itu, pada 29 Agustus 2018 Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto memutuskan hanya 13 titik pengolahan dari 52 titik. Jauh sebelum itu, Pertamina mengaku siap jika penyaluran dilakukan di 80 titik.
Rida menyebutkan, pengurangan jumlah titik agar memudahkan penyaluran. Sumber FAME banyak berasal dari Sumatera karena di sana jumlah ladang sawitnya sangat banyak. Tapi FAME itu harus disalurkan ke seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sepuluh titik pengolahan FAME untuk B20 yang dimaksud terdiri atas 6 kilang Pertamina, yaitu RU Dumai, RU Plaju, RU Cilacap, RU Balikpapan, RU Balongan, dan RU Kasim di Papua. Sementara 4 sisanya adalah TBBM di Pulau Laut, TBBM Tuban, TBBM Sambas, TBBM Medan.