Perang Dagang AS-China Belum Mereda Dorong Penguatan Rupiah

11 April 2018 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dolar Amerika Serikat (USD) kembali bergerak menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut dibuka Rp 13.748.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (11/4), dolar AS kemudian turun alias melemah ke posisi Rp 13.740. Dolar AS kemudian menguat ke posisi Rp 13.745.
Secara year to date (ytd), laju dolar AS masih menguat terhadap rupiah sebesar 0,011%.
Ilustrasi mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
Binaartha Sekuritas dalam risetnya menyebutkan posisi dolar AS sedang mengalami depresiasi terhadap berbagai instrumen lainnya, termasuk rupiah. Hal tersebut disebabkan karena sentimen perang dagang antara AS dengan China masih belum mereda. Sentimen tersebut diperkirakan masih akan terus berlangsung pada hari esok, apalagi data inflasi AS yang akan dirilis diperkirakan lebih rendah, serta data inflasi inti AS yang diproyeksikan mengalami stagnan.
Sementara itu, adapun penguatan rupiah lebih ditopang oleh stabilitas fundamental makroekonomi yang inklusif dan berkesinambungan. Secara teknikal, pada USD/IDR daily chart terlihat pola long black marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi rupiah terhadap dolar AS.
ADVERTISEMENT
Range USD/IDR hari Rabu adalah Rp 13.727 hingga Rp 13.770.