Perang Dagang AS-China Tak Berdampak Terhadap Ekspor Kakao Indonesia

21 Juni 2018 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Biji Kakao yang dikeringkan (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Biji Kakao yang dikeringkan (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, makin sengit. AS dan China saling menaikkan tarif impor atas produk-produk dari negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, perseteruan tersebut tak memberi keuntungan lebih bagi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir kakao utama di dunia. Ini karena baik AS maupun China bukan penghasil kakao, sehingga produk kakao asal Indonesia tak bisa mensubstitusi produk yang terdampak perang dagang mereka.
Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman mengatakan, meski tak memberi keuntungan namun perang dagang AS-China juga tak merugikan produsen kakao Indonesia.
"Menurut saya tidak ada dampaknya terhadap ekspor kakao Indonesia, karena mereka sama-sama negara konsumen cokelat dan membutuhkan pasokan kakao olahan dari Indonesia,” kata Pieter kepada kumparan, Kamis (21/6).
Menurut Pieter, tahun lalu ekspor kakao Indonesia sebesar 328,978 Metrik Ton (MT). Angka ini naik 9% dibanding pada 2016 sebesar 301,387 MT. Lalu untuk ekspor kakao olahan pada 2017 sebesar 303, 880 MT atau naik 11% dibanding pada 2016 sebesar 273,057 MT.
ADVERTISEMENT
Menurut Pieter, ekspor kakao olahan masih akan meningkat tahun ini. Berdasarkan data yang dihimpun AIKI, untuk data ekspor kakao untuk periode Januari-Maret 2018 sebesar 89,401 MT. Angka ini naik 16% dibanding periode yang sama di 2016 sebesar 77,070 MT.
Petani memanen buah kakao (Foto: Antara/Akbar Tado)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen buah kakao (Foto: Antara/Akbar Tado)
Dia merinci, ekspor biji kakao menunjukkan peningkatan sebesar 160% atau dari 2.357 ton menjadi 6.125 ton. Sementara kakao butter naik 21% dari 34,022 MT menjadi 41,278 MT. Lalu kakao powder naik 23% dari 17,775 MT menjadi 21,820 MT.
Untuk ekspor kakao olahan sebanyak 83,275 MT atau naik 11% dibanding periode yang sama pada 2016 sebesar 74,713 MT.
“Jadi kalau kita lihat Januari-Maret secara keseluruhan ekspor olahan naik rata-rata 20%. Ekspor kakao powder dan kakao butter juga naik 20% karena permintaannya naik. Sudah makin banyak produk makanan yang pakai coklat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kakao Zulhefi Sikumbang mengaku, masih belum tahu apa dampak signifikan bagi Indonesia atas perang dagang kedua negara itu. Dia mengatakan, yang pasti selama ini konsumsi coklat AS lebih banyak ketimbang China.
“Lancar-lancar saja ekspor ke AS karena China memang bukan target utama ekspor produk olahan kakao kita. Kurang lebih 60% ekspor produk olahan kakao Indonesia ke Amerika,” pungkasnya.