Perang Dagang Memanas, China Tegaskan AS Tak Bisa Paksakan Kesepakatan

2 Juni 2019 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
ADVERTISEMENT
China menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak bisa menggunakan paksaan untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Seperti diketahui, ketegangan perang dagang meningkat tajam bulan lalu setelah Presiden AS Donald Trump menuduh China telah mengingkari janji dengan membuat perubahan struktural pada praktek ekonomi. AS pun kembali menaikkan tarif impor barang China senilai USD 200 miliar dari 10 persen menjadi 25 persen.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Minggu (2/6), menanggapi hal tersebut Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen mengatakan bahwa AS tidak seharusnya menuduh China ingkar janji.
"Jika pihak AS ingin menggunakan tekanan ekstrim untuk meningkatkan gesekan perdagangan, untuk memaksa China menyerah dan membuat konsesi, ini sama sekali mustahil," ungkap Wang, seperti dikutip Reuters, Minggu (2/6).
Wang menegaskan dalam sebuah ungkapan: tidak ada yang bisa disepakati sampai semuanya disepakati. Di sisi lain, tersiar kabar bahwa Trump akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping pada KTT G20 di Osaka pada akhir bulan ini. Namun pemerintah China belum mengkonfirmasi kabar tersebut. Bahkan Wang juga masih enggan berkomentar.
“Saya tidak punya informasi tentang ini (pertemuan Trump dan Xi)," katanya.
ADVERTISEMENT
Wang tetap bersikeras bahwa AS telah melebih-lebihkan defisit perdagangan antara kedua negara. Menurutnya, China seharusnya tidak disalahkan atas hilangnya pekerjaan di sektor manufaktur milik AS.
Menurut Wang, defisit barang dan jasa AS dengan China sebenarnya hanya berkisar USD 150 miliar dan bukan USD 410 miliar seperti yang dituduhkan AS. Wang juga mengatakan, China tidak pernah mengintruksikan perusahaan dalam negeri untuk mengakuisisi proyek dan teknologi tertentu.
Wang mengatakan bahwa pihaknya tidak terima jika ada negara menggunakan tanah jarang dari China untuk membuat suatu produk namun di sisi lain justru membatasi perdagangan China. Meski demikian, Wang menyatakan China optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah memanasnya perang dagang.