Perdana Melantai di Bursa, Dua Emiten Ini Kompak Kena Auto Reject

10 Juli 2019 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Arkha Jayanti Persada Tbk dan PT Inocycle Technology Group Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme initial public offering (IPO). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Arkha Jayanti Persada Tbk dan PT Inocycle Technology Group Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme initial public offering (IPO). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Arkha Jayanti Persada Tbk dan PT Inocycle Technology Group Tbk pagi ini resmi melantai pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO). Kedua emiten ini menjadi perusahaan publik ke 29 dan ke 30 yang tercatat di BEI pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, berpesan kepada dua perusahaan tersebut untuk bisa terus tumbuh dan memberikan nilai optimal kepada investor.
"Setelah IPO, pada hari ini juga kedua perusahaan meningkatkan effort dengan melakukan engagement publik, meyakinkan ke publik bahwa perusahaan akan tumbuh," kata Nyoman di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu, (10/7).
Arkha Jayanti Persada yang mendapatkan kode saham ARKA ini menawarkan saham sebanyak 500 miliar kepada publik atau setara 25 persen modal disetor dan ditempatkan. Harga penawaran ditetapkan Rp 236 per saham.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. ARKA membidik dana segar Rp 118 miliar. Dari total dana tersebut, 70 persennya yang akan digunakan modal kerja dan sisanya untuk bayar utang bank.
ADVERTISEMENT
Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 118 poin atau setara 50 persen ke level Rp 354 dari harga IPO Rp 236. Saham ARKA ditransaksikan sebanyak 3 kali dengan volume sebanyak 166 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 4,11 juta.
Adapun ruang lingkup kegiatan usaha ARKA adalah bidang perdagangan, pembangunan, industri, pengangkutan dan jasa. Saat ini, kegiatan usaha utama perusahaan bidang industri manufaktur dan fabrikasi komponen alat-alat berat, karoseri body dump truck, kontruksi baja, fabrikasi oil and gas equipment, dan jasa pengangkutan batu bara.
Sedangkan Inocycle Technology Group yang mendapatkan kode saham INOV akan melepas 608 juta saham baru kepada publik dengan harga penawaran Rp 250 per saham. Melalui aksi IPO ini perusahaan menargetkan bisa meraih dana segar Rp 304 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada pencatatan perdana, saham perseroan naik 124 poin atau setara 49,6 persen ke level Rp 374 dari harga IPO Rp 250. Saham INOV ditransaksikan sebanyak 2 kali dengan volume sebanyak 40 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 1,5 juta.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO untuk pembayaran sebagian utang kepada PT Putra Kary International dan juga untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan.
Pengembangan tersebut nantinya berbentuk usaha patungan dan untuk menambah modal kerja perseroan. Ruang lingkup kegiatan INOV adalah bergerak dalam bidang usaha pengelolaan industri bukan tenunan dan industri serat stapel buatan.
Saat ini, kegiatan usaha utama INOV yaitu dalam bidang industri serat stapel buatan dan industri non-woven (bukan tenunan).
PT Arkha Jayanti Persada Tbk dan PT Inocycle Technology Group Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme initial public offering (IPO). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Dengan melejitnya kedua saham emiten tersebut, maka saham ARKA dan INOV terkena auto reject atau penolakan otomatis sistem perdagangan bursa. Aturan auto reject berlaku jika harga saham naik atau turun secara drastis dalam rentang waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Auto reject berlaku jika saham yang rentang harganya Rp 50-Rp200, mengalami kenaikan atau penurunan hingga lebih dari 35 persen dalam sehari. Sementara untuk rentang harga saham Rp 200-Rp 5.000, akan terkena auto reject jika harganya naik atau turun hingga 25 persen dalam sehari.
Adapun untuk saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000, otoritas bursa akan memberlakukan auto reject jika harganya mengalami kenaikan atau penurunan hingga lebih dari 20 persen.
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas berlaku untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana).