Perempuan Rentan Kena Investasi Bodong, Berikut Tips Menangkalnya

12 Mei 2019 8:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perencana Keuangan, Putri Madarina Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Perencana Keuangan, Putri Madarina Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Perempuan Indonesia nyatanya lebih rentan terkena jebakan investasi bodong. Iming-iming keuntungan tinggi ditambah rendahnya literasi keuangan disebut menjadi penyebab utamanya.
ADVERTISEMENT
Perencana keuangan, Putri Madarina, menceritakan deretan kasus investasi bodong di Indonesia kerap menjerat kalangan perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Akhir Maret 2019 lalu, terjadi kasus penipuan investasi berkedok arisan online di Trenggalek, Jawa Timur. Korban yang merupakan ibu-ibu tersebut harus menerima kenyataan pahit bahwa total kerugian yang mencapai Rp 700 juta mungkin tidak akan pernah kembali ke tangan mereka.
Modus arisan online kerap terjadi karena budaya arisan sudah dikenal di kalangan ibu-ibu di Indonesia. Selain itu, perekrutan anggotanya leluasa, serta sistem penyetoran dananya mudah dipahami. Korban hanya diminta menyetorkan sejumlah dana setiap bulannya, dengan dijanjikan imbal hasil yang menggiurkan dalam waktu singkat.
Ambil contoh kasus penipuan investasi di Trenggalek. Para ibu-ibu ditawarkan imbal hasil tinggi hingga 20 persen, ditambah dengan sikap agresif oknum dalam memasarkan produknya, sehingga para korban terpengaruh pada investasi bodong ini.
ADVERTISEMENT
Bagi Putri, panjangnya daftar kasus investasi bodong yang menimpa perempuan merupakan risiko yang harus disikapi secara serius baik oleh pelaku industri maupun pemerintah. Deretan kasus yang berulang kali terjadi menandakan adanya minat perempuan untuk berinvestasi namun terhalangi oleh keterbatasan pengetahuan dan informasi yang cukup dalam mengenal mana skema investasi yang benar dan salah.
Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Getty Images
Putri bilang pada dasarnya setiap perempuan memiliki kemampuan untuk kritis dan cermat dalam mempelajari investasi. Namun sayang, sikap kritis dan cermat tetapi literasi keuangan yang rendah menyebabkan mereka mudah sekali terkena jebakan. Untuk itu ada beberapa yang perlu diperhatikan sebelum mengambil produk investasi.
“Pertama-tama harus paham dulu bahwa setiap investasi memiliki risiko, dan risiko tersebut bisa dapat dipilih dan dikelola sesuai kemampuan kita. Selain itu, jangan mudah tergiur dengan keuntungan investasi yang tinggi. Pastikan Anda mengetahui sistem dan perhitungan keuntungan tersebut. Penjual investasi yang benar harus menyampaikan hal ini," kata dia saat bercerita kepada kumparan, Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Dia memberikan catatan tambahan lainnya bahwa investasi bodong kerap ditawarkan lewat media sosial. Dia meminta masyarakat jangan langsung ambil produk investasi yang hanya ditawarkan lewat media sosial. Perlu dicek dan ricek status perusahaan dan produk Investasinya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Umumnya jika suatu perusahaan sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka kita bisa meyakini legalitas bisnisnya," tutupnya.