Permintaan Tiket Pesawat di Biro Perjalanan Masih Tinggi

10 Januari 2019 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat AirAsia X Airbus A340 (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat AirAsia X Airbus A340 (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
ADVERTISEMENT
Banyak masyarakat yang mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat saat ini. Keluhan soal mahalnya harga tiket pesawat juga ramai diperbincangkan di jagat twitter pada Kamis (10/1). Bahkan ada pula netizen yang membuat petisi atas naiknya harga tiket pesawat.
ADVERTISEMENT
kumparan mengecek harga tiket pesawat melalui beberapa aplikasi penjualan tiket, harganya memang lebih mahal hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Bahkan harga tersebut sama dalam beberapa bulan ke depan.
Pada situs pertama, Traveloka misalnya, penerbangan langsung Jakarta-Denpasar tiket paling murah dibandrol Rp 774.000 dengan maskapai Lion Air. Sedangkan Citilink, tiket untuk rute ini dijual Rp 1.283.000. AirAsia mulai Rp 1.380.000. Sedangkan yang paling mahal Rp 1.950.000 dari Garuda Indonesia.
Saat ditanya kepada salah satu biro tiket perjalanan di Jakarta Selatan, Aerotravel, pihaknya mengatakan meskipun terjadi kenaikan harga, pesanan tiket pesawat masih terus mengalir. CEO Aerotravel Sandi Fajar, menceritakan tampaknya pengaruh harga tiket mahal terhadap permintaan masih belum terjadi.
Ngurah Rai siapkan penerbangan tambahan. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Ngurah Rai siapkan penerbangan tambahan. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)
"Pembeli tiket saat ini masih banyak, meski harga tiket berubah, baik itu naik ataupun karena bagasi yang berbayar," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (10/1).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kenaikan tiket maskapai berbiaya murah (LCC) dilakukan karena tingginya biaya operasi. Dengan kenaikan tarif ini, Sandi optimistis keselamatan dan keamanan penerbangan masik terjamin, khususnya untuk mencegah kecelakaan pesawat.
"Mereka mungkin memperhatikan lebih lagi cost operation-nya, mengingat adanya kejadian kecelakaan pesawat beberapa waktu yang lalu. Karenanya, harga tiket jadi naik untuk peningkatan cost operation-nya," tambahnya.
Perubahan strategi bisnis di tahun 2019 ini, lanjutnya, akan mengubah istilah maskapai LCC yang selama ini identik dengan tiket murah. Dengan naiknya harga, Sandi memprediksi tak akan ada lagi istilah LCC ke depan.
"Sepertinya dengan perubahan strategi bisnis maskapai ini, istilah LCC tidak akan berlaku ke depan," tutupnya.