news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pernak-pernik Valentine di Pasar Rawa Belong Sepi Pembeli

13 Februari 2019 11:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mesti tinggal sehari lagi, penjualan pernak-pernik untuk momen Valentine di pusat penjualan bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, sepi pembeli.
ADVERTISEMENT
Salah seorang penjual, Yunani (35) mengatakan, tren sepinya penjualan memang nyaris terjadi di momen Valentine sejak lima tahun ke belakang.
“Saya jualan di sini udah 20 tahun lebih, kalau dulu-dulu dari pagi biasanya udah rame, ini masih sepi. Tapi lebih sepi lagi tahun ini dibandingkan tahun lalu,” katanya kepada kumparan saat disambangi di lapaknya, Rabu (13/2).
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Yunani mengungkap, selama sepekan ke belakang menjelang Valentine ini, dia hanya bisa menjual sekitar 100 tangkai bunga dan beberapa buket, sedangkan boneka belum ada satu pun yang terjual.
“Valentine penjualannya enggak banyak, biasa aja, lebih ramai kalau pas wisuda sama hari guru malah,” imbuh dia.
Adapun harga yang dijual pada setiap pernak-perniknya, kata dia, satu tangkai bunga dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000, bunga buket asli atau berbahan satin dijual Rp 50.000 hingga Rp 300.000 dan aksesoris dari boneka seharga Rp 30.000 hingga Rp 200.000.
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Senada, sepinya penjualan juga dirasakan oleh Aldi (29) yang sejak tahun 2007 berjualan bunga dan boneka di kawasan itu.
ADVERTISEMENT
“Sekarang nyari duit susah banget, beda sama tahun-tahun kemarin, daya beli masyarakat mungkin juga lemah, terus juga karena ramai online juga kayaknya. Pas Imlek aja, yang biasanya bisa sampai Rp 2 juta kemarin-kemarin, tahun ini cuma Rp 500 ribu. Ini pas Valentine juga enggak banyak,” ujarnya.
Aldi menambahkan, bunga yang ia ambil dari Malang dan Bandung serta lainnya ia rangkai sendiri untuk yang berbahan satin itu, hanya sanggup terjual sekitar 25 batang.
“Paling ketambahan 5-6 buket yang satunya isi 10 batang atau yang kecil 5 batang,” kata dia.
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Sementara, seorang pedagang lain, Lia (53) mengungkap, sepinya pembeli berdampak pada dirinya yang tak berani mengambil banyak dagangan akibat khawatir merugi.
ADVERTISEMENT
Ia sempat mencicipi masa kejayaan penjualan pernak-pernik bunga untuk Valentine yang terjual sampai 500 tangkai dalam beberapa hari. Namun, beberapa tahun ke belakang hanya mampu terjual di kisaran 50 hingga 100 tangkai bunga.
“Ya makanya kita hanya stok yang dari plastik atau satin, kalau asli kan enggak habis nanti dibuang,” pungkas perempuan yang telah 25 tahun berjualan di lokasi itu.