Perombakan Direksi Diyakini Tak Akan Ganggu Investasi Pertamina

13 Februari 2018 23:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RUPS Pertamina (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RUPS Pertamina (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN merombak struktur direksi Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perombakan itu dengan menghapus Direktorat Gas dan menambah dua direktorat baru, yakni Direktorat Pemasaran Retail dan Direktorat Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Perubahan itu tertulis dalam SK 39/MBU/02/2018 tentang pemberhentian, perubahan nomenklatur, pengalihan tugas anggota Direksi Pertamina yang diteken Menteri BUMN Rini Soemarno pada 9 Februari lalu.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso, menjamin perombakan direksi tidak akan menganggu investasi Pertamina tahun ini.
“Tidak akan menganggu karena sudah mapping semua tahun ini,” kata Gigih di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (13/2).
Gigih mengatakan dari hasil perombakan ini, Direktur Pemasaran Retail masih dirangkap oleh Muchammad Iskandar yang juga menjabat Direktur Pemasaran Korporat dan Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur dirangkap oleh Nicke Widyawati yang juga Direktur SDM. Mereka diberi waktu dua minggu untuk menjabarkan detail program dari direktorat yang baru.
Gedung Pertamina Persero  (Foto: bumn.go.id )
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Pertamina Persero (Foto: bumn.go.id )
Meski begitu, Gigih menegaskan hal itu tidak akan menganggu kinerja direktur yang merangkap jabatan seperti Muchammad Iskandar yang selama ini memagang Direktur Pemasaran Korporat dan Nicke Widyawati yang sudah lebih dulu menjabat Direktur SDM Pertamina.
ADVERTISEMENT
“Nanti kita buat dulu pemaparannya baru deh kita jelaskan. Enggaklah (tidak akan menganggu kinerja),” tegas Gigih.
Tahun ini, nilai investasi Pertamina diketahui sebesar USD 5,59 miliar. Belanja modal itu akan digunakan untuk berbagai proyek strategis Pertamina di sektor hulu seperti pengembangan lapangan Jambaran-Tiung Biru, alih kelola Blok Mahakam, dan pengembangan Geothermal. Adapun di sektor hilir, penguatan infrastruktur pasokan dan distribusi (TBBM dan Pipa), dan peremajaan kapal.
Selain itu, ada juga pengolahan dan petrokimia seprti RDMP, GRR, peningkatan fleksibilitas minyak mentah kilang, dan pengembangan produk turunan.