news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perry Warjiyo: Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Lampaui 5,2%

24 Mei 2018 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perry Warjiyo di Mahkamah Agung (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perry Warjiyo di Mahkamah Agung (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun ini hanya akan tumbuh maksimal 5,2%. Namun demikian, angka ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang mencapai 5,07%.
ADVERTISEMENT
Adapun angka 5,2% ini masih sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi bank sentral yang sebesar 5,1%-5,5%. Namun demikian, angka itu lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah yang sebesar 5,4%.
"Memang kita mau lebih tinggi, tapi ada beberapa aspek ekonomi domestik yang belum bisa mendorong sampai 5,3%-5,4%. Namun 5,2% itu cukup baik," ujar Perry di Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Kamis (24/5).
Adapun selama kuartal I 2018, realisasi ekonomi hanya tumbuh 5,06%, lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,01%. Adapun pendorong ekonomi yakni konsumsi rumah tangga, masih stagnan di level 4,9%.
Perry menekankan bahwa BI akan tetap mengedepankan kebijakan moneter untuk memelihara stabilitas perekonomian selama tahun ini (pro-stability). Namun, pihaknya tak akan menutup mata untuk menyesuaikan kebijakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
Petugas sedang menata uang di Bank Indonesia (Foto: Aditya Noviansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas sedang menata uang di Bank Indonesia (Foto: Aditya Noviansyah)
"Satu instrumen kebijakan moneter kami akan otoritaskan untuk jaga stabilitas. Tapi kami ada empat instrumen untuk pro pertumbuhan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Keempat instrumen tersebut, yakni pertama relaksasi kebijakan makroprudensial, yang di dalamnya adalah kebijakan untuk relaksasi di bidang pembiayaan perumahan. Kedua kebijakan makroprudensial untuk mempercepat pendalaman pasar keuangan.
Ketiga, kebijakan sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ekonomi digital nasional. Dan keempat untuk memperkuat akselerasi keuangan dan ekonomi syariah, termasuk membangun industri produk halal, dan pengembangan riset edukasi dan kampanye ekonomi syariah.