'Persaingan Bisnis Ritel di RI Sangat Ketat, Salah Strategi Bisa Rugi'

26 Juni 2017 16:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
711 di Bursa Efek Indonesia tutup sementara. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
711 di Bursa Efek Indonesia tutup sementara. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Fenomena terpuruknya bisnis 7-Eleven (Sevel) di Indonesia harus menjadi pelajaran bagi para pelaku ritel lainnya. Sevel yang memiliki nama besar di banyak negara justru harus menderita kerugian hingga memilih menutup seluruh gerainya di Indonesia pada akhir Juni 2017 ini.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan persaingan bisnis ritel di Indonesia memang cukup ketat. Dia menyarankan agar masing-masing pemilik ritel dapat menentukan strategi yang tepat agar mampu mendapatkan pasar di Indonesia.
"Di belakang Sevel kan ada Lawson, dan lainnya. Jadi ritel memang ketat sekali. Alfamart dan Indomaret marjinnya kecil sekali 1,5 persen atau 2 persen. Untuk volume sebesar itu cukup kompetitif sekali. Kalau salah strategi bisa rugi," tegas Hariyadi saat menghadiri open house Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta, Senin (26/6).
Sementara itu, dia menyatakan bila tutupnya seluruh gerai Sevel di Indonesia tidak akan berdampak negatif terhadap perekonomian nasional.
Gerai Sevel yang tutup di Mampang Prapatan (Foto: Novan Nurul/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerai Sevel yang tutup di Mampang Prapatan (Foto: Novan Nurul/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Tidak ada dampaknya, Sevel mah kecil. Kalau Alfamart dan Indomaret yang problem, baru kita bermasalah karena karyawannya banyak sekali," ucap Hariyadi.
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bila masalah yang membelit Sevel karena disebabkan masalah internal perusahaan yang melibatkan para pengelola dan pemilik saham. Dia juga membantah tumbangnya Sevel lantaran aturan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket.
"Manager pengelolaan atau pemilik dari pada Sevel kan terdiri dari berbagai pemegang saham. Itu masalah internal saja. Enggak itu (aturan pemerintah larangan menjual minuman beralkohol)," ujar Airlangga.
Sependapat dengan Apindo, Airlangga memastikan bila penutupan Sevel tak akan berdampak banyak bagi perekonomian Indonesia.
"Jadi dampaknya kalau Sevel ke ekonomi tidak ada," sebutnya.
ADVERTISEMENT