Pertamina Akan Pakai Kilang TPPI untuk Kembangkan Petrokimia

15 Agustus 2018 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicke di acara pelepasan Mudik Bareng Pertamina. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nicke di acara pelepasan Mudik Bareng Pertamina. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina (Persero) akan mengaktifkan kembali aset milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk mengembangkan industri petrokimia.
ADVERTISEMENT
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menandatangani Perjanjian Pendahuluan oleh Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dengan Pertamina. Perjanjian ini ditandatangani dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional. Adapun salah satu aset yang dimiliki TPPI adalah kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.
Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, selama ini Kilang TPPI tidak beroperasi karena terjerat warisan masa lalu yang berupa utang dari pihak lain yang dikonversi menjadi multiyear bond. Nantinya, Nicke mengatakan, pihaknya akan menunggu multiyear bond tadi dikonversi ke saham di TPI.
“Yang pasti kan kalau tahap awalnya multiyear bond-nya di convert dulu. Kita belum masuk dulu. Dikonversi jadi saham di TPI. Setelah itu Pertamina masuk beli saham negara,” kata Nicke saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/8).
Dirjen Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata (Foto: Diah Harni/kumparan)
Nicke menjelaskan, industri petrokimia yang dihasilkan Tuban Petro Grup ini merupakan industri hulu yang memegang peranan penting. Sampai dengan saat ini, produksi petrokimia baru mencukupi sekitar 40 persen dari total kebutuhan nasional. Nantinya, Tuban Petro Grup diharapkan mampu menambah suplai kebutuhan hingga 80 persen dari total kebutuhan dan juga mengekspor hasil produksi yang ujungnya berdampak pada peningkatan cadangan devisa negara.
ADVERTISEMENT
“Nanti kita kembangkan ke petrochemical. Kalau sekarang kan solar. Semua akan dikembangkan, TPPI kan bisa aromatic. Ini yang bisa kita optimalkan ke depannya,” tambah Nicke.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata mengatakan pengembangan industri petrokimia ini diperkirakan mampu memberi beberapa kontribusi, yakni pengurangan volume impor kurang lebih 6.200 KTPA di tahun 2030 untuk produk petrokimia utama, menghemat devisa negara sekitar USD 6,6 miliar di tahun 2030, diperoleh pendapatan pajak negara sebesar USD 1,3 miliar di tahun 2030, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2.000 orang, pemanfaatan kondensat dalam negeri, dan juga membantu mempercepat pengembangan industri hilir yang berbahan baku produk petrokimia.
“Total investasi yang dibutuhkan diproyeksikan sebesar USD 12,2 miliar hingga tahun 2030. Pemerintah dan Pertamina telah berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan Tuban Petro Grup sebagai salah satu aset eks BPPN yang bergerak di bidang industri petrokimia,” kata Isa.
ADVERTISEMENT
Kilang TPPI diketahui dapat mengolah kondensat dan atau naphta. Dari pengolahan bahan baku dengan migas mode akan diperoleh beberapa produk minyak, seperti LPG, solar, fuel oil, premium, dan HOMC. Apabila dioperasikan dengan aromatic mode, TPPI dapat memproduksi petrochemical, seperti paraxylene, orthoxylene, benzene, dan toluene yang dibutuhkan oleh industri nasional.
TPPI merupakan anak perusahaan dari PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro). TPPI dirintis pada 1995 oleh Tirtamas. Namun krisis moneter memaksa perusahaan ini diserahkan oleh sang pemilik kepada pemerintah.