Pertamina Bersaing dengan Saka Hingga Petrochina di 4 Blok Terminasi

4 Januari 2018 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pada 18 Januari 2017 lalu, pemerintah memutuskan tidak memperpanjang kontrak perusahaan-perusahaan migas asing di 8 blok yang masa kontraknya berakhir (terminasi) pada 2018. Selanjutnya, 8 blok terminasi itu diserahkan untuk dikelola PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Delapan blok terminasi yang diserahkan pada Pertamina itu adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga, Blok South East Sumatera (SES), Blok NSO, Blok Attaka, Blok Tengah, dan Blok East Kalimantan.
Tapi dalam perkembangannya, Pertamina mengembalikan Blok East Kalimantan dan Attaka karena dinilai kurang ekonomis. Maka tersisa 6 blok terminasi.
Kemudian pemerintah pun berubah pikiran. Kontraktor eksisting di 4 dari 6 blok terminasi tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran, diadu dengan Pertamina. Hanya 2 blok terminasi yang tetap diserahkan sepenuhnya ke Pertamina, yaitu Blok Tengah dan NSO.
"Blok Tengah otomatis (diberikan ke Pertamina) karena lapangannya ada di dekat Blok Mahakam. Untuk NSO kan dekat dengan NSB yang selama ini dikelola Pertamina," kata Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1).
ADVERTISEMENT
Sementara di Blok Tuban, Ogan Komering, Sanga-Sanga, dan SES, Pertamina harus bersaing dengan kontraktor eksisting di blok-blok tersebut. Kontraktor eksisting tersebut, antara lain Petrochina di Tuban, Talisman di Ogan Komering, PT Saka Energi Indonesia di Sanga-Sanga, dan CNOOC di SES.
Perusahaan-perusahaan migas asing yang menjadi kontraktor eksisting di 4 blok diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran, dan mendapatkan perpanjangan kontrak kalau tawarannya lebih menarik dari Pertamina. Sebaliknya, Pertamina yang mendapatkannya kalau punya tawaran lebih baik daripada kontraktor eksisting.
Ego menambahkan, ada 3 opsi untuk 4 blok tersebut. Pertama, diserahkan ke Pertamina 100%. Kedua, diserahkan ke kontraktor eksisting 100%. Ketiga, Pertamina didorong berpartner dengan kontraktor eksisting.
"Sesuai Permen ESDM No. 15/2015, ada 3 opsi. Pertamina 100%, dikasih ke KKKS, atau kerja sama. Kalau berpartner b to b (negosiasi business to business)," paparnya.
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM masih menunggu keputusan dari Pertamina, apakah berminat mengelola 4 blok itu sendiri atau menggandeng kontraktor eksisting sebagai partner. "Mungkin Pertamina minggu depan sudah menentukan, apakah mau sama dengan penawaran kontraktor eksisting, ataukah mau berpartner dalam mengelola," ucap Ego.
Bagi pemerintah, yang terpenting adalah produksi migas di keempat blok tersebut terjaga. "Pemerintah berharapnya yang penting produksi jangan turun, penerimaan negara tidak terganggu," pungkasnya.