Pertamina Buka Peluang Gandeng Mitra untuk Kelola Blok Rokan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertamina mendapatkan 100 persen Participating Interest (PI) atau hak kelola Blok Rokan. Meski demikian, Pertamina tak menutup kemungkinan menggandeng mitra strategis untuk menggarap Blok Rokan.
Sebab, industri hulu migas adalah bisnis yang memiliki tingkat risiko tinggi dan membutuhkan modal besar. Partner strategis dibutuhkan untuk meminimalkan risiko dan memperkuat modal.
Namun, Pertamina tetap akan menjadi pemegang mayoritas hak kelola. Penjualan sebagian hak kelola tidak akan menghilangkan kontrol Pertamina terhadap Blok Rokan.
"Terkait partnership, jawaban saya sama," kata Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, kepada kumparan, Rabu (1/8).
Alam menambahkan, Pertamina siap mengelola Blok Rokan dengan atau tanpa partner. Sebab, katanya, Pertamina sudah punya uang, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup mumpuni.
ADVERTISEMENT
"Pada saat kita mengajukan proposal tentu kita sudah memperhitungkan seluruh aspek, baik finansial, people, technology, dan sebagainya," tegasnya.
Investasi yang akan dikeluarkan Pertamina hingga 2041 di Blok Rokan cukup besar. Selama 20 tahun sejak 2021 sampai 2041, Pertamina akan merogoh kocek kurang lebih USD 70 miliar alias Rp 980 triliun (kurs Rp 14.000).
Biaya investasi itu baru capital expenditure (capex) atau belanja modalnya saja, belum termasuk biaya operasi atau operational expenditure (opex). Juga belum termasuk untuk biaya untuk penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Sejak ditemukan pertama kali pada 1941 sampai saat ini, Blok Rokan telah menghasilkan kurang lebih 4,5 miliar barel minyak. Diperkirakan saat ini Blok Rokan masih menyimpan 500 juta hingga 1,5 miliar barel minyak.
ADVERTISEMENT
Sekarang Blok Rokan masih mampu menghasilkan minyak hingga 210.000 barel per hari (BOPD) atau kedua terbesar setelah Blok Cepu, lebih dari seperempat dari total produksi minyak nasional saat ini.