Pertamina Jarang Eksplorasi, Impor Minyak Makin Banyak

2 Mei 2018 13:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
ADVERTISEMENT
Potensi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia yang bisa diekplorasi masih besar. Meski begitu, PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN perminyakan sudah lama tidak menemukan cadangan migas dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
Hampir semua cadangan migas berukuran besar di Indonesia merupakan hasil eksplorasi perusahaan asing. Mulai dari Minas dan Duri, Attaka, Arun, Natuna D-Alpha, Handil, Tunu, hingga Abadi ditemukan oleh perusahaan migas asing.
Sementara cadangan migas terbesar yang pernah ditemukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah Jatibarang pada 1967 alias 51 tahun lalu.
Hal ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam acara tahunan konvensi perusahaan migas nasional dan internasional, Indonesian Petroleum Association (IPA) dalam IPA Convex 2018. Menurut Jokowi, malasnya Pertamina untuk mengeksplorasi cadangan migas baru membuat Indonesia makin bergantung pada impor minyak.
"Sudah sekian tahun tidak ada eksplorasi besar yang kita lihat sampai kita menurun, menurun, dan menurun sehingga kita semakin lama impornya semakin banyak," kata Jokowi saat menghadiri IPA Convex 2018 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Rabu (2/5).
ADVERTISEMENT
Minimnya penemuan cadangan migas Indonesia oleh Pertamina membuat Indonesia menjadi negara pengimpor minyak mentah sejak 2002. Kejadian ini juga membuat Indonesia keluar dari organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC/Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Sekarang Indonesia mengimpor 800 ribu barel minyak setiap hari, sekitar 50% dari kebutuhan nasional. Bahkan, Indonesia diprediksi bisa menjadi importir gas pada 2022 kalau eksplorasi dan infrastruktur gas yang dibangun tak memadai.
Jokowi mengungkapkan, dengan upaya pemerintah yang memangkas 186 regulasi dan perizinan investasi di sektor migas, diharapkan Pertamina bisa semakin giat lagi dalam melakukan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan migas yang besar.
Dengan tangan terbuka, dia pun mengatakan jika masih ada regulasi yang masih harus dipangkas, pihaknya akan kembali melakukan penyerdehanaan perizinan.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya melihat begini lho, kok eksplorasi enggak naik tapi semakin menurun. Ini pasti ada apa-apanya. Itu saya perintahkan untuk menyederhanakan prosedur perizinan di ESDM atau SKK Migas juga sama. Kalau masih dianggap masih ruwet, di sebelah mana supaya produksi meningkat dan eksplorasi orang lebih tertarik untuk masuk ke hulunya. Nanti tanya ke pelaku (usaha)," tegasnya.