Pertamina Masih Tunggu Penutupan Kebocoran Minyak di Karawang

20 September 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memantau sekaligus mengawal warga yang membantu membersihkan ceceran tumpahan minyak di sepanjang Pantai Sedari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/8). Foto: ANTARA FOTO/Handout/Humas Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memantau sekaligus mengawal warga yang membantu membersihkan ceceran tumpahan minyak di sepanjang Pantai Sedari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/8). Foto: ANTARA FOTO/Handout/Humas Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) masih menghitung formulasi yang tepat untuk menentukan besaran kompensasi final bagi warga terdampak tumpahan minyak di Karawang, Jawa Barat. Formulasi baru bisa dirampungkan setelah sumber semburan minyak di Lapangan YYA-1 tertutup.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sumber semburan minyak masih terbuka. Perusahaan menargetkan penyelesaian penutupan dilakukan akhir bulan ini, lebih cepat dari target awal yakni Oktober 2019.
Incident Commander YYA-1 yang juga menjabat sebagai Direktur Operasi PHE Taufik Adityawarman mengatakan, pengeboran sumur penyumbat (relief well) untuk menutup sumber semburan hingga kemarin sudah mencapai 8.857 feet atau 273 meter dari kedalaman yang ditargetkan 8.997 feet. Adapun jarak paralel antara relief well dengan sumur yang ditutup berjarak 0,46 meter.
"Fase saat ini kita masih dalam intercepting (pencegahan), itu fase krusial. Jadi kita tidak bisa meminta ahli supaya cepat sampai finish. Kita tidak ingin mereka lengah dan berdampak yang tidak kita inginkan. Akhir September ini target intercept bisa kita capai," kata dia dalam konferensi pers di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9).
ADVERTISEMENT
Intercepting sendiri diperkirakan bakal memakan waktu sembilan hari. Setelah itu, sumber semburan bakal diinjeksi dengan semen berat agar benar-benar bisa tutup. Jika penutupan berhasil, investigasi bisa dilakukan tim secara menyeluruh. Pertamina menyatakan sumur ini bakal ditinggalkan nantinya.
Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal PHE ONWJ Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, jika penutupan berhasil sesuai jadwal, tim dari Institut Pertanian Bogor bisa menyelesaikan finalisasi penghitungan formulasi kompensasi secara lengkap. Penghitungan itu mengacu pada profesi warga terdampak, lokasi mereka tinggal, dan berapa lama kerugian yang dialami.
Petugas menjelaskan peralatan "Oil Boom" milik Oil Spill Response Center (OSCT) untuk melokalisir tumpahan minyak kepada perwakilan warga yang disediakan untuk penanganan area yang tercemar tumpahan minyak mentah kepada di Posko Logistik PHE ONWJ, Pusakajaya Utara, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/7). Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Pertamina mengakui bahwa penghitungan formulasi kompensasi ini membutuhkan waktu, selain menunggu sumur benar-benar tertutup, juga memperhatikan banyaknya turunan profesi di sekitar lokasi terdampak. Ada sekitar enam profesi warga di antaranya nelayan, pembudidaya ikan, petambak, pengolah ikan. Dari profesi-profesi tersebut juga memiliki turunan yang banyak seperti petambak udang dan petambak garam, nelayan ikan, dan nelayan pemilik kapal.
ADVERTISEMENT
Penyelesaian penghitungan formulasi kompensasi ini beriringan dengan pendapatan final warga yang terdampak yang bekerja sama dengan bupati masing-masing daerah, mulai dari Karawang, Bekasi, Pulau Seribu, hingga Banten. Dia mengatakan, perusahaan menargetkan finalisasi penghitungan kompensasi dan data warga terdampak selesai akhir Oktober. Dengan begitu, penyelesaian kompensasi tahap satu dibayarkan pada November dan Desember 2019.
"Jadi inilah yang bikin perhitungan formulasi memakan waktu. Insyaallah 2 bulan kita selesaikan by profesi dan lokasi. Dari situ kita akan overlay dengan Surat Keputusan Bupati untuk (pendataan final) warganya yang terdampak," kata dia.
Baru Salurkan Kompensasi Rp 4,32 Miliar
PHE sendiri telah menyiapkan dana Rp 18 miliar untuk kompensasi warga terdampak di berbagai daerah. Dari jumlah tersebut, perusahaan baru membayar sekitar Rp 4,32 miliar.
ADVERTISEMENT
Jumlah itu berasal dari 2.401 warga terdampak yang sudah dibagikan sejak 11 September 2019 dari 10.471 data warga yang masuk ke PHE. Besarannya mencapai Rp 900.000 dikali dua bulan sejak kejadian pertama kali semburan muncul atau sekitar Rp 1,8 juta hingga September 2019. Jika hitungan formulasi final, maka besaran kompensasi yang diterima nantinya bakal dikurangi dari kompensasi tahap awal yang sudah diberikan.
"Lalu selanjutnya kita lakukan pembayaran ke Bekasi dan Pulau Seribu minggu depan. Harapannya tahap awal sudah kita selesaikan akhir September. Ini perlu digarisbawahi untuk tahap awal karena selanjutnya akan tahap finalisasi data. Apabila penutupan sumurnya on schedule, kita bisa mulai hitung formulasi dan pendataan masyarakat yang terdampak final. Adapun yang sudah kita bayarkan di tahap satu ini jadi pengurang kepada warga yang terima kompensasi final yang kita targetkan di akhir November atau Desember," tutup dia.
ADVERTISEMENT