Pertamina soal Warga Palu Antre di SPBU: Bukan Karena Stok Langka

4 Oktober 2018 14:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga kesulitan mendapatkan BBM di Palu. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga kesulitan mendapatkan BBM di Palu. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) terus memasok kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Tapi untuk mendapatkan BBM tersebut di SPBU, warga dituntut untuk bersabar dan antre hingga berjam-jam.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena bencana gempa dan tsunami, telah merusak sejumlah fasilitas penyimpanan dan pendistribusian BBM, termasuk di Kota Palu. Ada 17 SPBU di Ibu Kota Sulawesi Tengah itu, namun dari pantauan kumparan, baru 10 di antaranya yang sudah dapat melayani warga itu pun dengan fasilitas serba terbatas.
Pelayanan ke warga dilakukan secara manual, dengan pengawasan aparat keamanan dari TNI dan Polri. Pembelian BBM untuk setiap konsumen juga masih dibatasi, sehingga distribusi bisa dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Salah seorang warga yang mengantre BBM, Tohir Husein, mengatakan sudah antre untuk membeli BBM sejak pagi hari. Namun hingga pukul 13.50 WITA saat ditemui kumparan, dia belum mendapatkan BBM.
Warga kesulitan mendapatkan BBM di Palu. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga kesulitan mendapatkan BBM di Palu. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
“Sudah dari subuh, bingung juga mau ngapain,” ujar Tohir di SPBU Palu Timur, Kamis (4/10).
ADVERTISEMENT
Di lokasi SPBU tersebut, ada puluhan mobil mengular di pinggir jalan yang akan mengisi BBM. Sedangkan warga yang ingin mengisi BBM untuk sepeda motornya diwajibkan membawa botol.
Sementara itu Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, mengatakan antrean warga yang terjadi di SPBU bukan karena ketiadaan pasokan BBM.
Kapal tanker Karmila yang mengangkut 1,2 juta liter Premium merapat di pesisir Donggala, Sulawesi Tengah. (Foto: Dok. Pertamina)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tanker Karmila yang mengangkut 1,2 juta liter Premium merapat di pesisir Donggala, Sulawesi Tengah. (Foto: Dok. Pertamina)
"Problemnya adalah di distribusi, bukan stok. Karena di Terminal BBM Donggala, BBM dialirkan ke mobil tangki menggunakan gravitasi. Ini akibat rumah pompa rusak berat," katanya kepada kumparan, Kamis (4/10).
Terkait stok dan pasokan, Adiatma menjelaskan, dalam dua hari ini saja (Rabu dan Kamis) sudah ada dua kapal tanker pengangkut BBM yang sandar di Terminal BBM Donggala.
Masing-masing Kapal MT Karmila yang mengangkut 1,2 juta liter Premium pada Rabu (3/10), dan Kapal MT Lamiwuri yang mengangkut 3 juta liter Avtur dan Solar yang sandar pada Kamis (4/10) hari ini.
PT. Pertamina(Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga melepas 12 unit mobil tanki (MT) dan 26 awak mobil tanki (AMT) ke wilayah gempa dan tsunami Donggala - Palu, Selasa (2/10/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT. Pertamina(Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga melepas 12 unit mobil tanki (MT) dan 26 awak mobil tanki (AMT) ke wilayah gempa dan tsunami Donggala - Palu, Selasa (2/10/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Sebelumnya, Pertamina sejak Senin (1/10) juga memasok BBM dengan pesawat dari Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara. Setiap penerbangan diangkut 4.000 liter BBM. Selain itu ada 12 truk tangki yang membawa BBM ke Palu pada Selasa (2/10).
ADVERTISEMENT