Pertamina Turunkan Harga Avtur, Masihkah Lebih Mahal dari Singapura?

16 Februari 2019 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengisian bahan bakar ke pesawat Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian bahan bakar ke pesawat Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga avtur (publish rate) mulai Sabtu, 16 Februari 2019 pukul 00.00 WIB. Sebelumnya, harga avtur di Indonesia yakni acuan harga di Bandara Soekarno-Hatta, lebih mahal dari Bandara Changi Singapura.
ADVERTISEMENT
Dengan harga baru avtur pascapenurunan ini, apakah harganya masih lebih mahal dibandingkan di Singapura?
Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita, menjelaskan harga baru avtur ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 17/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur, yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
Sebagai contoh, dia menjelaskan, harga avtur (published rate) untuk Bandara Soekarno-Hatta, turun dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp .7.960 per liter. “Harga ini lebih rendah sekitar 26 persen dibandingkan harga avtur (published rate), di Bandara Changi Singapura,” katanya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (16/2).
Menurutnya, harga avtur di Bandara Changi Singapura per tanggal 15 Februari 2019, terpantau sekitar Rp 10.769 per liter.
Suasana bandara Changi di Singapura. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebelumnya, mengacu data harga avtur global yang dapat diakses secara online, harga avtur di Bandara Seokarno-Hatta masih lebih mahal dibandingkan di Bandara Changi, Singapura. Tapi jika dibandingkan dengan Bandara Ninoy Aquino, Filipina, harga avtur Pertamina masih lebih murah.
ADVERTISEMENT
Pertamina menjual avtur secara business to business dengan maskapai. Harga yang disepakati dalam suatu periode tertentu itu, dituangkan dalam kontrak.
“Kita menghargai kontrak, sehingga tidak dapat mengungkapkan harga dengan maskapai tertentu. Karena setiap maskapai memang berbeda,” kata Arya dalam perbincangan dengan kumparan.
Sebelumnya, maskapai menuding mahalnya harga avtur sebagai penyebab tingginya harga tiket penerbangan domestik di Indonesia. Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyebut, harga avtur berkontribusi sebesar 40 persen terhadap harga tiket penerbangan.
Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina di Bandara Komodo, Labuan Bajo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Angka itu berbeda dengan informasi yang didapat kumparan dari International Air Transport Association (IATA). Data Asosiasi Angkutan Udara Internasional itu mengungkapkan, porsi harga avtur hanya sekitar 24 persen dari harga tiket penerbangan.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut sejalan dengan hitungan Kementerian Perhubungan. Dirjen Perhubungan Udara, Polana B. Pramestia, menjelaskan komponen harga avtur ke harga tiket yaitu sebesar 24 persen.
“Itu berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016. Itu selain faktor lain, seperti nilai tukar dan biaya jasa terkait,” katanya di Kantor Kemenhub, Rabu (13/2).