Pertumbuhan Ekonomi 2019 Meleset dari Target, Hanya 5,2 Persen

22 Juli 2019 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi meleset dari target yang sudah ditetapkan dalam APBN 2019. Hal tersebut disampaikan pemerintah dan Bank Indonesia dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR yang digelar hari ini, Senin (22/7).
ADVERTISEMENT
Adapun Agenda rapat hari ini merupakan persetujuan panita kerja mengenai laporan semester I dan prognosa semester II APBN 2019. Rapat dipimpin Ketua Banggar Kahar Muzakir dan dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo.
"Dengan ini kami menyetujui laporan semester I APBN 2019 dan prognosa semester II," kata Kahar di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Senin (22/7).
Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan rasa terima kasihnya bahwa outlook APBN hingga akhir tahun ini disetujui Badan Anggaran DPR. Hal tersebut diharapkan sejalan dengan kondisi keuangan di semester II 2019.
"Terima kasih atas pembahasan di panja yang detail dan betul-betul mencerminkan kondisi keuangan negara sampai semester I dan outlook yang kita kelola sampai akhir tahun ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan bahwa prognosa semester II 2019 akan sejalan dengan kondisi global yang akan lebih baik. Sebagai otoritas moneter, BI telah melonggarkan kebijakannya melalui penurunan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) di bulan ini.
"Kami juga telah melanjutkan pelonggaran kebijakan kami, minggu lalu kami menurunkan suku bunga acuan 25 bps kami. Kami memandang ruang untuk kebijakan moneter yang akomodatif terus dilakukan demi mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Pemerintah memproyeksi sejumlah asumsi makro dalam APBN 2019 meleset dari target. Pertumbuhan ekonomi bahkan diproyeksi lebih rendah dari target.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi selama tahun ini hanya akan mencapai 5,2 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan target APBN 2019 yang mencapai 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, realisasi perekonomian hingga semester I 2019 ini diprediksi sebesar 5,1 persen. Sementara di semester II 2019 diprediksi 5,2 persen.
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan diprediksi mencapai 5,6 persen, meningkat dibandingkan target tahun ini yang hanya 5,3 persen.
Secara rinci, realisasi tingkat bunga SPN semester I 2019 ini sebesar 5,8 persen dan semester II diprediksi mulai menurun menjadi 5,4 persen.
"Untuk suku bunga ini 5,8 persen semester I karena kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang diikuti kenaikan suku bunga BI, sehingga rata-rata semester I 5,8 persen," katanya.
Menurut dia, tingginya suku bunga ini karena kenaikan suku bunga yang dilakukan FFR tahun lalu masih terasa hingga kini dan adanya eskalasi perang dagang. "Tapi semester II kami prediksi akan turun secara gradual, sebesar 5,4 persen," jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi pada Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sementara harga minyak mentah Indonesia atau ICP diproyeksi sebesar USD 63 per barel selama tahun ini, lebih rendah dari target USD 70 per barel. Selama semester I dan II ini, ICP diprediksi masing-masing USD 63 per barel.
ADVERTISEMENT
Adapun lifting minyak diprediksi sebesar 754 ribu barel per hari selama 2019, lebih rendah dari target APBN tahun ini yang sebesar 775 ribu barel per hari.
Begitu juga dengan lifting gas yang diprediksi 1,07 juta barel setara minyak per hari, lebih rendah dari target dalam APBN 2019 yang sebesar 1,25 juta barel setara minyak per hari.
Hanya laju inflasi dan kurs rupiah yang diprediksi mencapai target APBN 2019. Untuk laju inflasi selama tahun ini diprediksi sebesar 3,1 persen. Angka ini sesuai target APBN yang sebesar 3,5 persen.
Begitu juga dengan nilai tukar rupiah yang diprediksi mencapai Rp 14,250 per dolar AS selama tahun ini. Angka ini juga menguat dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
ADVERTISEMENT