Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2019 Diprediksi di Atas 5 Persen

9 April 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi masih bisa tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi. Center of Reform in Economics (Core) memprediksi ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen sepanjang kuartal I 2019.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang periode tersebut masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi Indonesia.
"Prospek pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2019 tumbuh di atas 5 persen. Itu sangat besar," ujar Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi ekonomi di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Menurut Faisal, konsumsi rumah tangga akan tumbuh relatif stabil di kisaran 5 persen, seperti pada tiga kuartal sebelumnya. Hal ini terlihat dari indeks penjualan riil yang trennya meningkat hingga Februari 2019.
Pada kuartal I 2018, indeks penjualan rill tercatat tumbuh 0,7 persen. Tren pertumbuhan tersebut terus berlanjut hingga Februari 2019 yang tercatat mencapai 10,9 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini berbalik dari tahun 2017 yang penjualan riil sempat mengalami penurunan, yang menunjukkan perlambatan konsumsi rumah tangga," katanya.
Diskusi Media terkait Review Ekonomi Indonesia Triwulan I dan Jelang Debat Capres ke-5 di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (9/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
Sementara daya beli masyarakat juga terjaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu terlihat dari inflasi hingga kuartal I 2019 yang terkendali. Pada Maret 2019, tingkat inflasi berada di 0,11 persen (mtm), sedangkan secara tahunan 2,48 persen (yoy).
"Inflasi terkendali, masih sesuai sasaran pemerintah di kisaran 3,5 persen," kata dia.
Sementara itu Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan dari sisi rupiah pada tahun ini Bank Sentral AS atau The Feed, tidak lebih agresif dibandingkan tahun lalu. Hal akan membuat aliran modal asing masuk ke Indonesia.
"Dengan perkembangan tersebut, kami perkirakan pada 2019, ini tidak akan banyak berubah. dengan catatan, kondisi global masih seperti sekarang ini, yakni terjadi perlambatan ekonomi global dan kecenderungan the fed masih dovish (tidak agresif),” katanya.
ADVERTISEMENT