Pertumbuhan Ekonomi RI Berpotensi Merosot Jadi 4,9 Persen di 2020-2024

16 Januari 2019 18:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Menteri BPN/BAPPENAS Bambang Brodjonegoro (kanan), dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio (kiri) melaksanakan raker Pembahasan Perekonomian 2019 bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/1). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Menteri BPN/BAPPENAS Bambang Brodjonegoro (kanan), dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio (kiri) melaksanakan raker Pembahasan Perekonomian 2019 bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/1). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi domestik memiliki potensi merosot menjadi 4,9 persen di periode 2020-2024. Hal ini berdasarkan skenario pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
ADVERTISEMENT
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, perekonomian domestik bisa saja menurun jika tak ada reformasi struktural di Indonesia. Menurutnya, Indonesia harus mulai melakukan reformasi struktural, yakni meninggalkan ketergantungan pada sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan industri manufaktur untuk mendorong perekonomian.
"Kalau enggak ada reformasi struktural sama sekali, PDB kita turun menuju 4,9 persen pada 2020-2024," ujar Bambang di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (16/1).
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Adapun dalam lima tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen. Pada 2014, ekonomi domestik tumbuh 5,02 persen, melambat menjadi 4,79 persen di 2015, selanjutnya meningkat kembali di 2016 menjadi 5,02 persen, dan 5,07 persen di 2017. Sementara di 2018, perekonomian diperkirakan tumbuh 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
Bambang pun menyebut, industri manufaktur akan menjadi kunci bagi perekonomian domestik. Sehingga, ekspor di tahun mendatang akan memiliki nilai tinggi.
"Meninggalkan ketergantungan SDA, sehingga ekspor kita didominasi ekspor olahan tinggi. Industri manufaktur akan jadi kunci pertumbuhan ekonomi tahun ke depan," jelasnya.
Dalam RPJMN 2020-2024 yang saat ini masih dimatangkan dengan teknokrat, Bambang menuturkan pihaknya memiliki tiga skenario bagi pertumbuhan ekonomi pada akhir 2024, yakni skenario perekonomian rendah, sedang, dan tinggi.
Pada skenario terendah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,4 persen di 2024, skenario sedang sebesar 5,7 persen, dan tinggi sebesar 6 persen.
"Tapi kalau inovasi tak ada, produktivitas terbatas, yakni pertanian dan jasa rendah, manufaktur kurang cepat, ekonomi kita akan stagnan. Bisa di bawah 5 persen, bisa 4,9 persen," tambahnya.
ADVERTISEMENT