Pertumbuhan Ekonomi Seret, Erwin Aksa Yakin Prabowo-Sandi Punya Solusi

13 April 2019 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebisnis Erwin Aksa menghadiri debat Capres Cawapres di Hotel Sultan, Jakarta. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pebisnis Erwin Aksa menghadiri debat Capres Cawapres di Hotel Sultan, Jakarta. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengusaha di kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Erwin Aksa, meyakini pasangan capres-cawapres yang didukungnya bisa memberi solusi, atas seretnya pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5 persen, di bawah target pemerintah sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
Selama ini kelesuan ekonomi global dituding menjadi pemicu, seretnya pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi Erwin mengaku tak percaya dengan teori tersebut. Erwin mencontohkan, ekonomi Vietnam nyatanya bisa tumbuh di kisaran 6-6,5 persen sebab mereka mengandalkan investasi dari dalam dan luar negeri.
Ironisnya menurut Erwin, selama 4,5 tahun ini Indonesia kehilangan momentum investasi yang seharusnya bisa didapatkan dari Korea, Jepang, hingga Amerika. “Kita butuh investasi lebih besar buat menggenjot pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dijumpai di lokasi debat Pilpres, Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Erwin berharap dalam debat kali ini, pasangan Prabowo-Sandi bisa memberikan solusi bagi perekonomian Indonesia.
“Ya, mudah-mudahan Prabowo Sandi bisa memberikan suatu solusi buat perekonomian kita agar lebih baik, investasi lebih meningkat. Saya kira gagasan Prabowo Sandi bisa diterima masyarakat. Bisa dieksekusi apabila terpilih,” ujarnya.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Untuk itu menurutnya ada beberapa sektor yang harus digenjot demi mengejar ketertinggalan. Salah satunya adalah dengan mengajak private sector untuk lebih banyak terlibat mengerjakan proyek-proyek infrastruktur. Khususnya properti dan real estate. “Kalau properti digenjot bisa berkontribusi 1 persen dari pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Langkah ini menurutnya harus dimulai dengan mengembalikan uang Indonesia yang tersimpan di luar negeri. Menurut Erwin selama ini banyak aset Indonesia tersimpan di Singapura atau di negara lain. Jika aset-aset tersebut bisa dikembalikan ke Indonesia maka uang tersebut bisa digunakan untuk membesarkan sektor properti.
Menurut Erwin, langkah tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit. Sama seperti yang disampaikan Capres 02 Prabowo Subianto dalam pidatonya. Meski Erwin mengakui hal tersebut membutuhkan waktu namun menurutnya pertumbuhan ekonomi dua digit sangat mungkin untuk dicapai.
“Saya kira yang paling penting sektor mana yang harus kita prioritaskan. Pertama, sektor utilitas, listrik, air dan gas. Kedua, properti. Kalau properti bisa digenjot, investasi digenjot, saya kira pertumbuhan ekonomi bisa naik satu persen mudah sekali,” tandasnya.
ADVERTISEMENT