Pesan JK ke CPNS: Jangan Anggap Pengusaha Sebagai Musuh

24 Juli 2019 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla hadiri pembekalan CPNS di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). Foto: Dok. Tim Media Wapres
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla hadiri pembekalan CPNS di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). Foto: Dok. Tim Media Wapres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung soal hubungan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Keterikatan ini sangat erat dalam hal pendapatan dan belanja negara. Hal tersebut ia katakan saat memberi pembekalan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan 2018 di Istora, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).
ADVERTISEMENT
"Dalam sistem pemerintah kita terjalin hubungan saling mendorong satu sama lain, pemerintah mempunyai kemampuan APBN dan APBD. APBN APBD diperoleh dari pajak, pajak diperoleh daripada kemampuan pengusaha untuk bekerja dengan baik," kata JK di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7).
JK mengatakan, penghasilan yang diperoleh para pegawai pemerintah berasal dari pajak yang ditarik negara. Pajak tersebut berasal dari masyarakat hingga para pengusaha.
"Penghasilan anda semua sangat tergantung kepada ekonomi bangsa yang dilaksanakan pengusaha dan masyarakat. Apabila anda tidak mendorong kemampuan ekonomi kemampuan pengusaha atau UKM, maka ekonomi kita tidak akan berkembang," timpalnya.
Suasana Pembekalan CPNS oleh Wapres Jusuf Kalla di Istora Senayan, Rabu (24/7). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Oleh sebab itu, JK meminta para CPNS yang hadir dalam pembekalan untuk menjaga hubungan pemerintah dan pengusaha dengan baik. Ia juga meminta para pegawai pemerintah melayani masyarakat dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Karena itulah maka selalu hubungan antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha harus terjalin dengan baik. Jangan menganggap mereka adalah musuh anda atau bagian yang berbeda dari tujuan-tujuan kita semua," jelas JK.
Soal pelaku usaha, JK mengingatkan bahwa dunia usaha ikut menentukan perkembangan perekonomian Indonesia. Selain itu, ia juga mengatakan di masa reformasi ada kebebasan pers sehingga jika ASN jika berbuat keliru harus siap dikritik.
"Dalam masa reformasi ini juga tentu dipahami adanya kebebasan pers juga, artinya (ada) salah orang akan leluasa mengkritik orang. Anda leluasa dikritik apabila anda berbuat keliru, apabila anda berbuat tidak sepantasnya, apabila anda tidak berhasil, maka orang atau media akan mengkritik anda," jelasnya.