news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petai dan Jengkol Indonesia Laris Manis Diekspor ke Arab Saudi

26 Februari 2019 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jengkol di Pasar Senen, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jengkol di Pasar Senen, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah komoditas pertanian seperti jeruk purut, jengkol, petai, hingga sarang burung walet ternyata tak hanya laris diburu di dalam negeri. Sejumlah komoditas unggulan tersebut ternyata memiliki pangsa pasar ekspor yang menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian melepas 10 komoditas unggulan untuk di ekspor di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa (25/2).
Ke-10 komoditas tadi adalah sarang burung walet, jengkol, petai, jeruk purut, buah manggis, rambutan, telur tetas, reptil, vaksin, hingga ubi cilembu. Nilai total ekspornya pun menggiurkan, sekitar Rp 30,5 miliar.
"Kita harus terus gerakan eksportasi kita ke luar sebagai sumber devisa. Kerja sama antara petani, eksportir, dan Kementan harus terjalin dengan harmonis," kata Kepala Barantan Kementan Ali Jamil saat ditemui di Soetta, Tangerang, Selasa (26/2).
Sepuluh komoditas yang di ekspor dari Bandara Soetta, Tangerang. Foto: Elsa Olivia/kumparan
Adapun jumlah ekspor petai sebanyak 930 kilogram senilai Rp 52 juta dan jengkol sebanyak 610 kilogram senilai Rp 34 juta rupiah ke Saudi Arabia.
Nilai ekspor paling tinggi adalah produk sarang burung walet sebanyak 623,5 kilogram senilai Rp 26,8 miliar ke China. Selain itu ada vaksin sebanyak 137 kemasan senilai Rp 1,6 miliar ke China, Hongkong, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada ekspor buah manggis 11,92 ton dengan nilai 487 Juta ke Saudi Arabia dan Belanda, rambutan sebanyak 5,6 ton dengan nilai Rp 204 juta ke Saudi Arabia dan Belanda.
Sementara ekspor telur tetas sebanyak 4 ton senilai Rp 120 juta ke Bangladesh, Myanmar, Malaysia, Pakistan, dan Vietnam, reptil sebanyak 31.173 ekor dengan nilai Rp 1,091 miliar ke Myanmar.
Ilustrasi petai. Foto: kumparan
Komoditas yang diekspor juga ada ubi cilembu sebanyak 1.920 kg dengan nilai Rp 80 juta ke Hongkong, serta jeruk purut sebanyak 576 kilogram senilai Rp 63,7 juta ke Perancis.
Ali mengimbau agar para petani dan eksportir terus menjaga kualitas dari produk pertanian yang dihasilkan. Sebab, kualitas produksi yang terjamin membuat produk tak hanya bersaing di dalam negeri, tetapi juga dengan produk komoditas dari negara lain.
ADVERTISEMENT
"Meski ada beberapa komoditas impor yang masuk ke kita, seperti pisang cavendis dari Filipina, kita tidak masalah. Karena kita juga punya pisang kepok yang jadi unggulan," katanya.