Pinjaman dari ADB Rp 15 T untuk Gempa di NTB dan Sulteng Belum Cair

13 Oktober 2018 15:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Sri Mulyani terima Presiden ADB. (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Sri Mulyani terima Presiden ADB. (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
ADVERTISEMENT
Asian Development Bank (ADB) menawarkan pinjaman ke Indonesia sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000). Pinjaman ini diberikan untuk penanganan bencana alam Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pencairan belum bisa dilakukan karena masih menunggu konsep dari Bappenas untuk pos-pos dana di dua provinsi itu. Tapi, pada dasarnya, ADB bisa mencairkan kapan saja.
"Dia (Presiden ADB Takehiko Nakao) bilang bisa sesegera mungkin. Makanya kita harus siap segera dengan programnya. Tapi mereka ready anytime," kata dia saat ditemui di Hotel Laguna, Bali, Sabtu (13/10).
Bambang menjelaskan, dalam dana USD 1 miliar itu, akan difokuskan pada rekonstruksi dan rehabilitasi daerah pascagempa. Besaran dana untuk kedua daerah itu akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Bukan untuk tanggap darurat. Lebih banyak malah rekonstruksi karena ini kan butuh waktu untuk rekonstruksi," ujarnya.
Bambang Brodjonegoro di Hotel Laguna, Bali. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Brodjonegoro di Hotel Laguna, Bali. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Pinjaman USD 1 miliar ini di luar dari pinjaman Indonesia setiap tahunnya yang mencapai USD 2 miliar. Bambang menjelaskan, karena pinjaman ini untuk penanganan pascagempa, tenor yang ditawarkan pun lebih lama, sekitar 32 tahun dengan bunga yang lebih rendah ketimbang pinjaman konvensional.
ADVERTISEMENT
"Itu khusus untuk penanganan pascabencana. Bunganya sudah pasti lebih rendah dari yang komersial. Ini kan consessional loan namanya," kata dia.
Sehari sebelumnya, Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan, dari USD 1 miliar, sebanyak USD 500 juta akan digunakan untuk dana tanggap darurat tangani bencana. Lalu, sisanya akan digunakan untuk rehabilitasi di daerah terdampak gempa seperti pembangunan sekolah dan sanitasi.
"ADB juga siap memberi pembiayaan tambahan sekitar USD 500 juta melalui pinjaman proyek untuk mendukung rekonstruksi," tuturnya saat ditemui kemarin di Nusa Dua, Bali.