Pinjaman Tahap Satu Proyek Kereta Cepat dari China Belum Juga Cair

5 Desember 2017 21:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rel Kereta Cepat Beijing-Shanghai. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rel Kereta Cepat Beijing-Shanghai. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pinjaman tahap pertama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari China Development Bank (CDB) sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500) belum juga cair. Padahal awalnya dana tersebut dibutuhkan untuk konstruksi dan pembebasan lahan.
ADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengungkapkan pinjaman dari China belum dibutuhkan sekarang ini. Hal ini karena dana dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merupakan konsorsium dari 4 BUMN Indonesia masih cukup mendanai kegiatan konstruksi awal proyek kereta cepat.
Keempat BUMN tersebut adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
"Karena kan belum ada detail pemanfaatannya, jadi kan sayang ngapain bayar bunga. Nantinya tergantung kebutuhan karena kalau ambil pinjaman tapi enggak dipakai dan bayar bunga kan buat apa," ungkap Rini saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Selasa (5/12).
Kereta Cepat China dengan nama CRH. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Cepat China dengan nama CRH. (Foto: Reuters)
Perkembangan saat ini, pembangunan tahap awal proyek kereta cepat Jakarta-Cepat menunjukkan progres yang cukup baik. Saat ini sudah ada 3 tunnel atau terowongan kereta yang dibangun dari total 13 tunnel.
ADVERTISEMENT
"Karena tunnel itu yang paling sulit, jadi kita mulai dari situ. Semuanya di Bandung Barat," katanya.
Sebelumnya Rini mengumumkan ada perubahan signifikan dalam proyek ini. Salah satunya adalah sebagian besar jalur kereta tersebut akan dibangun melayang (elevated). Belum lagi pembangunan terowongan. Sehingga dana pembangunan membengkak lebih dari Rp 10 triliun.
Sementara itu, total proyek kereta cepat Jakarta-Bandung awalnya menghabiskan dana sekitar 5,130 miliar dolar AS. Dengan adanya perubahan skema pembangunan ini, maka proyek kereta cepat membutuhkan dana 5,998 miliar dolar AS. Walaupun anggaran naik, CDB tetap berkomitmen memberikan pinjaman.