news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PKL di Jakarta Mau Terima Pembayaran Scan QR-Code: Ikuti Zaman

10 Maret 2019 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak tempat makan seperti food court di dalam mal menyediakan pembayaran berbasis aplikasi nontunai. Pembayaran tersebut banyak difasilitasi oleh dua aplikasi yakni Go-Pay yang terdapat di dalam Go-Jek dan Ovo milik Lippo Group.
ADVERTISEMENT
Kedua aplikasi ini menawarkan sensasi bayar makanan dan minuman dengan berbagai diskon menarik. Cukup dengan memindai barcode quick respons (QR-Code), transaksi selesai.
Tak hanya tempat makanan yang ada di dalam mal, saat ini, sistem pembayaran nontunai tersebut sudah masuk ke pedagang kaki lima (PKL) yang berada di pinggir-pinggir jalan.
Apa yang bikin mereka tertarik untuk pakai pembayaran QR-Code?
Sarno, pedagang dan pemilik warung bakmi ayam Lapangan di Jalan Murni, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan awal mula menyediakan layanan Ovo di warungnya karena petugas marketing dari perusahaan tersebut datang. Mereka menawarkannya ke beberapa warung di sekitar Jati Padang, termasuk ke dirinya.
Tawaran itu datang kurang lebih sebulan lalu. Pihaknya pun menerima tawaran itu dan diurus oleh keponakannya bernama Tati.
ADVERTISEMENT
"Ya mereka yang tawarkan ke sini, ke beberapa waktu juga di sini," kata dia kepada kumparan di warungnya, Minggu (10/3).
Sebagai pedagangan bakmi selama 25 tahun, Sarno sebenarnya tak begitu paham dengan cara pembayaran kekinian ini. Katanya, dia lebih suka orang yang beli bakmi dan es kelapa di warungnya pakai uang tunai.
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Dengan uang tunai yang masuk ke kantongnya, bisa langsung digunakan untuk belanja modal buat esok hari. Beda dengan penjualan pakai Ovo yang mesti masuk ke rekening keponakannya itu.
"Kalau pakai ginian juga kan mesti detail laporan per bulannya gitu ya, jadi sebenarnya maunya ya tunai saja. Selama 25 tahun jualan, ya begitu. Muter uangnya gampang buat belanja besoknya kan," tutur Sarno.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Sarno sadar dirinya harus menyesuaikan diri pada perkembangan yang ada. Sebagai penjual bakmi puluhan tahun dengan uang tunai, bukan berarti dirinya anti dengan sistem pembayaran yang berkembang saat ini.
Karena itulah, kata dia, dirinya mau menggunakan aplikasi uang elektronik. Di salah satu sisi tembok warungnya pun sudah ada QR-Code yang bisa di-scan oleh pembeli. Logo Ovo pun terpampang dengan jelas di gerobaknya.
"Tapi mungkin lama-lama kita biasa kan (pakai Ovo ini). Enggak perlu cari-cari receh kan (buat kembalian), jadi gampang. Ini prosesnya ya harus dijalanin, lama-lama kalau enggak ngikutin, ya kita ketinggalan nanti," lanjutnya.
Sementara itu, Tanti, keponakan dari Sarno menjelaskan alasan warung pamannya mau menggunakan layanan nontunai berbasis QR-Code karena dari sisi penjual, tidak dipungut biaya. Jadi, tidak merugikan warungnya.
ADVERTISEMENT
Dari sisi perusahaan, kata dia, sebenarnya tidak memberikan keuntungan apa-apa dalam arti dalam persenan. Layanan ini, kata dia, benar-benar untuk memudahkan konsumen saja dalam bertransaksi. Tapi, dengan adanya promo yang diberikan berupa diskon, secara tidak langsung, memberikan keuntungan bagi warung pamannya.
"Sama saja, kita juga enggak ada kelebihannya apa-apa. Tapi dari konsumen, lihatnya 'oh lagi ada promo nih'. Secara enggak langsung ada tambahan orang beli (jadi banyak yang beli)," kata dia.
Banyaknya diskon yang ditebar juga menjadi alasan pedagang makanan yang lain. Salah satunya Mie Kriting yang tak jauh dari warung Sarno. Neni, pelayanan Mie Kriting menjelaskan, promo berupa diskon memang menjadi daya tarik pembeli, terutama konsumen anak muda.
ADVERTISEMENT
"Ini memudahkan kita sih, apalagi kalau ada promo kan," jelasnya.
Di warung yang Neni jaga, tak hanya Ovo dan Go-Pay, tapi ada juga akulaku dan Boost. Tapi, yang saat ini aktif digunakan adalah Ovo dan Go-Pay. Di warung yang berada di pinggir jalan raya ini, terpampang, pembelian dengan Go-Pay diskon 20 persen dan Ovo 30 persen.
Kata Neni, pelayan di warung ini menyebutkan, dengan adanya layanan ini memang mempermudah dirinya dalam bertransaksi. Katanya, tak perlu pusing melakukan kembalian, apalagi uang receh.
Meski begitu, dirinya tetap melayani pembelian dengan uang cash. kumparan mengamati, pembeli di warung yang Neni jaga ini, memang tetap menerima pembeli yang membayar pakai uang tunai, terutama bagi mereka yang membeli borongan seperti office boy yang diminta membeli makan siang untuk karyawan kantor.
ADVERTISEMENT
"Pakai aplikasi mudah sih, di sini banyak. Tapi banyak juga yang tunai karena kadang belinya banyakan," kata dia.