PKL Terima Transaksi QR-Code, Konsumen Suka Bayar Tunai atau Nontunai?

10 Maret 2019 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Hadirnya fitur Go-Pay di dalam Go-Jek dan aplikasi Ovo membuat sistem pembayaran masyarakat saat ini lebih beragam. Jika dulu konsumen ingin membeli semangkuk bakmi ayam harus merogoh uang tunai di dompetnya, kini hanya dengan memindai barcode quick response (QR-Code) dari ponsel pintar, transaksi berhasil dilakukan dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
Kehadiran teknologi pembayaran dengan teknologi scan QR-Code ini tak hanya di restoran yang ada di dalam mal, tapi sudah merambah ke pedagang kaki lima (PKL). Minimarket seperti Alfamart dan Alfamidi juga sering menebar diskon lewat pembayaran Go-Pay Cs.
Benarkah konsumen saat ini lebih suka membayar dengan scan barcode? Atau masih ada yang tetap setia membayar dengan uang tunai?
Salah satu pembeli yang kumparan temui, Reni Aisyah mengatakan kerap menggunakan layanan Ovo atau Go-Pay dalam membeli makanan. Seperti siang tadi, dia yang datang bersama ibunya mengaku ingin membeli kue kering Pie Mama yang terletak di depan halte Transjakarta Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan karena ada diskon di depan toko tersebut. Diskon yang dimaksud adalah cashback 10 persen dari Ovo.
ADVERTISEMENT
"Iya, ke sini buat beli pie buat ke rumah saudara. Pakai Ovo karena ada cashback-nya, lumayan kan," kata dia kepada kumparan, Minggu (10/3).
Tak hanya kue, Reni yang bekerja di salah satu kementerian di Jakarta Pusat ini juga kerap mengandalkan promosi yang ditawarkan aplikasi. Selain ada potongan harga, membeli dengan menggunakan uang elektronik saat ini juga jauh lebih praktis.
"Kalau makan siang kan kadang mager buat keluar, pesan di Go-Food, suka ada gratis ongkir (ongkos kirim), lumayan tuh soalnya beli barengan teman. Atau kalau sore jalan ke Sarinah, ada Kopi Kenangan, masih ada diskon Ovo 30 persen, jadi beli," ucapnya.
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Hal serupa juga terjadi pada Kurnia. Ibu satu anak ini mengaku bahwa kerap memburu diskon yang diberikan Go-Pay saat tanggal gajian. Sebab, biasanya saat awal bulan, Go-Pay memberlakukan program Go-Pay Pay Day untuk belanja di minimarket.
ADVERTISEMENT
Diskon seperti ini, meskipun cashback-nya berubah-ubah, kata Kurnia sangat berguna bagi ibu-ibu muda seperti dia untuk menghemat pengeluaran. Diakui Kurnia, kadang dia sampai membuat daftar promo apa saja yang bisanya keluar melalui dua aplikasi ini.
"Promonya lumayan sih, dari minyak goreng sampai kadang popok bayi kan. Bisa hemat uang, tapi pintar-pintar kita juga sih," kata dia saar ditemui di Alfamart Jati Padang, Pasar Minggu.
Meski begitu, Kurnia mengaku tidak selalu berbelanja dengan mengandalkan aplikasi ini. Katanya, uang elektronik tak selalu cukup saat membeli sesuatu, jadi tetap saja adakalanya pakai uang tunai.
"Kadang suka ribet juga, pas beli nih ada promo eh tapi saldo enggak cukup. Ya wis lah, bayar pakai cash saja," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tapi lain halnya Sumarni. Salah satu pekerja di perusahaan dealer motor di sekitar Pasar Minggu mengaku kerap membeli makanan dengan uang tunai.
Sumarni bukannya tak tahu dengan promo yang diberikan Ovo dan Go-Pay, hanya saja, sebagai office girl, dia kerap dititipi uang tunai oleh para pekerja di kantornya.
"Kita sih disuruh beli saja, dikasih uang segitu buat beli bakmi atau ayam bakar nih. Ya sudah, kan enggak bisa toh pakai aplikasi begitu," jelasnya.