news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PLN: 90 Persen Komponen Infrastruktur Kelistrikan Sudah Buatan Lokal

20 Agustus 2018 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Palabuhanratu. (Foto: Instagram @a._nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Palabuhanratu. (Foto: Instagram @a._nugroho)
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) menjadi salah satu perusahaan yang diminta pemerintah mengurangi impor barang untuk proyek infrastruktur. Ini dilakukan untuk menahan laju impor di tengah pelemahan rupiah yang terus dihantam dolar Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, 90 persen komponen yang digunakan untuk infrastruktur kelistrikan PLN sudah dibuat di dalam negeri, misalnya kabel dan tiang-tiang listrik.
"Kalau untuk infrastruktur, 90 persen sudah buatan dalam negeri (seperti) kabel dan tiang-tiang. Semua lokal,” kata dia saat ditemui di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (20/8).
Kata Sofyan, pembangkit-pembangkit listrik dengan kapasitas di bawah 10 Megawatt (MW) sudah didominasi komponen buatan Indonesia. Namun untuk pembangkit listrik di atas 10 MW, diakui Sofyan, masih didominasi komponen impor. Salah satu contoh komponen yang masih harus diimpor adalah turbin.
“Yang belum maksimal, pembangkit agak besar, masih di atas 10 MW itu lah. Ya masih 70-80 persen. Boiler yang kecil sudah (buatan lokal). Tapi yang belum turbin,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sofyan juga mengatakan, proyek-proyek pembangkit listrik yang sudah financial close akan tetap diteruskan. Tapi kata dia, itu pun tidak berpengaruh besar pada neraca pembayaran Indonesia. Sebab, mayoritas pinjaman berasal dari luar negeri.
Dirut PLN, Sofyan Basir (tengah). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PLN, Sofyan Basir (tengah). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Sebagai contoh, pembangkit yang dibiayai oleh investor dari bank Jepang. Dalam proyek ini, semua biaya ditanggung dari sana.
“Pabriknya di Jepang. Kita kan enggak keluar uang, karena biaya kan dari investor. Setelah barang jadi, baru kita bayar. Kebutuhan dolar AS dan lainnya kan dari investor. Jadi bukan dari kita. Misalnya, Mitshui, mereka pinjamnya di Jepang, bangun barangnya di Jepang. Jadi enggak masuk ke kita,” beber Sofyan.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan mengevaluasi program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW menyusul arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta laju impor ditekan.
ADVERTISEMENT
Ini dilakukan karena proyek ketenagalistrikan yang dikerjakan PT PLN (Persero) bersama Independent Power Producer (IPP) alias produsen listrik swasta banyak menggunakan komponen impor. Impor perlu dipangkas karena neraca pembayaran Indonesia yang makin membengkak. Defisit ini membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah.