news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PLN dan Freeport Tak Keberatan Pakai Biodiesel 20 Persen

30 Juli 2018 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat terbatas terkait Implementasi Biodiesel (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat terbatas terkait Implementasi Biodiesel (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peraturan Presiden tentang perluasan penggunaan Biodiesel 20 persen atau B20 akan segera dirilis. Rencananya, B20 akan diterapkan pada Agustus 2018 mendatang untuk semua sektor non Public Service Obligation (non PSO). Penerapan ini dilakukan agar pemerintah bisa mengurangi impor BBM.
ADVERTISEMENT
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Syofvi Felienty Roekman mengatakan pihaknya mengaku siap menggunakan B20 pada pembangkit tenaga listrik. Syofvi mengaku dipanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk melakukan sosialisasi terkait penerapan B20 ini.
“Ya nanti kita siapkan pembangkit yang bisa pakai B20,” kata dia saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (30/6).
Sementara itu, Executive Vice President Director PT Freeport Indonesia Tony Wenas juga mengatakan pihaknya siap untuk mengikuti instruksi pemerintah. Freeport tak keberatan menggunakan B20 pada kendaraan dan alat berat yang beroperasi di Tambang Grasberg.
“Kita usahakan,” kata dia.
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Reuters/Mike Blake)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Reuters/Mike Blake)
Tony menuturkan Freeport sendiri sudah lama menggunakan BBM jenis biodiesel. Hanya saja untuk B20 yang diinginkan pemerintah, Freeport masih menimbang-nimbang. Kata Tony, tidak semua kendaraan dan alat berat bisa menggunakan B20 terutama untuk daerah dengan ketinggian 4.000 meter.
ADVERTISEMENT
“Kan ketinggian 4.000 meter kan beda ya kadar kebekuannya kan beda. Ya itu, kita kerja di ketinggian 4.000 meter. Waduh, detailnya mah saya enggak bisa bilang,” lanjutnya.
Ditemui di tempat yang sama, Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menambahkan sebagai pemilik kilang minyak, pihaknya merasa tidak kesulitan untuk memproduksi B20. Sebab, infrastruktur kilang yang dimiliki Pertamina sudah memadai untuk produksi B20.
Nicke menyebut dari 115 tangki yang Pertamina punya, hanya 3 tangki yang tidak dilakukan blending atau pencapuran B20. Ke-3 tangki itu karena memang tidak ada pasar solarnya.
“Yang lainnya itu kita lakukan, dari semua TBBM yang kita punya, itu biosolar sudah ada di situ, jadi enggak masalah. Kami siap, tinggal nyampur saja dan nyampurnya gampang ini pencampurannya di TBBM lebih mudah. Kalau sebelumnya kan ada B0, B5, B10, kita nyampurnya kan susah, jadi sekarang campurnya langsung di TBBM B20 semuanya,” ujar Nicke.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kemungkinan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perluasan penggunaan B20 akan rampung pada 2 Agustus 2018.
“(Perpres) sedang disiapkan. Mudah-mudahan Agustus sudah bisa. Nanti Gaikindo akan launching tanggal 2 Agustus di pameran GIIAS,” kata Airlangga.
Pemerintah menargetkan penggunaan B20 hingga 16,2 juta kiloliter (KL) per tahunnya. Airlangga menyatakan dengan menerapkan B20 ini, negara bisa menghemat uang hingga USD 5,65 miliar.
“Kalau sekarang dengan B20 bisa hemat USD 5,65 miliar satu tahun atau per harinya sekitar USD 21 juta,” kata dia.