PLN Raup Untung Rp 7,35 Triliun, dari Mana Sumber Pendapatannya?

24 September 2019 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan siaga PLN TJBB sedang melakukan tugasnya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan siaga PLN TJBB sedang melakukan tugasnya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
PLN mengumumkan telah menerbitkan laporan keuangan Semester I Tahun 2019. BUMN kelistrikan ini mengaku berhasil membukukan profit sebesar Rp 7,35 triliun.
ADVERTISEMENT
Capaian ini meningkat pesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebab kala itu, PLN justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 5,35 triliun.
Dari mana saja sumber pendapatan PLN sehingga bisa meraup laba Rp 7,35 triliun?
Penjualan Tenaga Listrik Meningkat
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, mengungkapkan bahwa capaian ini didukung oleh peningkatan nilai penjualan tenaga listrik PLN sebesar Rp 6,29 triliun atau 4,95 persen sehingga menjadi Rp 133,45 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 127,16 triliun.
Pertumbuhan penjualan ini berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 118,52 Terra Watt hour (TWh) atau naik 4,41 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 113,52 TWh.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Peningkatan konsumsi kWh juga didukung dari adanya kenaikan jumlah pelanggan yang sampai dengan akhir Juni 2019 telah mencapai 73,62 juta atau bertambah 3,92 juta pelanggan dari akhir Juni 2018 sebesar 69,7 juta pelanggan. Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional yaitu dari 98,3 persen pada akhir tahun 2018 menjadi 98,81 persen pada 30 Juni 2019.
ADVERTISEMENT
Subsidi dari Pemerintah
Sampai saat ini, Pemerintah masih mempertahankan tarif listrik tidak naik agar daya beli masyarakat terjaga dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun demikian, Pemerintah sesuai UU No. 19 tahun 2003 terus berkomitmen mendukung kesehatan keuangan PLN untuk menjalankan Penugasan Public Service Obligation (PSO) dan ekspansi untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK), melalui mekanisme kompensasi untuk recovery biaya penyediaan tenaga listrik dengan marjin yang wajar sehingga terdapat dana internal (internal fund) sebagai pendamping pinjaman Investasi.
Efisiensi Bahan Bakar
PLN tetap mengoptimalkan pembangkit berbahan bakar batu bara untuk mendongkrak efisiensi sejalan dengan dukungan pemerintah terkait harga maksimal batubara untuk sektor kelistrikan. Kontribusi produksi listrik dari pembangkit batu bara sebesar 61 persen dari total produksi listrik nasional.
ADVERTISEMENT
Efisiensi operasi secara signifikan juga dilakukan secara berkelanjutan dengan mengurangi konsumsi BBM untuk pembangkit PLN, dan menggantinya dengan Biofuel serta menambah pasokan listrik dari pembangkit lain yang berbiaya operasi lebih murah. Listrik dari pembangkit BBM (fuel mix) selama Semester I 2019 menurun signifikan menjadi 4,3 persen, lebih rendah dibanding akhir tahun 2018 sebesar 6 persen dan jauh lebih rendah dibanding akhir tahun 2014 sebesar 12 persen.
PLTU Teluk Balikpapan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
Selama 6 bulan pertama di tahun 2019 ini, PLN berhasil menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 MW sehingga total kapasitas terpasang pembangkit di Indonesia menjadi 58.519 MW. PLN juga berhasil menambah jaringan transmisi 2.847 kilometer sirkuit (kms) menjadi 56.453 kms, dan menambah Gardu Induk sebesar 6.557 MVA menjadi 137.721 MVA. Hal ini untuk mendukung peningkatan penjualan PLN.
ADVERTISEMENT
Menguatnya Rupiah
Membaiknya laba PLN juga disebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya USD dan EUR yang mana sebagian besar pinjaman jangka panjang yang diperoleh PLN untuk pendanaan investasi terutama Program 35 GW dalam bentuk USD. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut tentunya berdampak positif bagi hasil usaha PLN, yang mana PLN membukukan Keuntungan Selisih Kurs pada Juni 2019 sebesar Rp 5,04 triliun.