PLTU Terbesar di Kalimantan Akan Beroperasi Akhir Bulan Ini

14 Maret 2019 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Tanjung Power Indonesia. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Tanjung Power Indonesia. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanjung, Kalimantan Selatan, akan mulai beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada akhir bulan ini. Progres pembangunan pembangkit sekarang sudah mencapai 99,5 persen.
ADVERTISEMENT
Unit pertama PLTU yang berkapasitas 100 MW bakal lebih dulu COD, yakni akhir bulan ini. Kemudian unit kedua yang juga berkapasitas 100 MW dijadwalkan COD pada akhir Mei 2019. Keduanya saat ini sedang dalam tahap uji coba operasi (commisioning).
Pembangkit milik PT Tanjung Power Indonesia akan menjadi PLTU terbesar di Kalimantan. 
"COD unit 1 bulan Maret ini, unit 2 bulan Mei. Sekarang commisioning," kata Direktur PT Adaro Power, Adrian Lembong, saat ditemui di Tanjung, Rabu (13/3).
PLTU Tanjung Power Indonesia. Foto: Michael Agustinus/kumparan
PT Tanjung Power Indonesia yang merupakan konsorsium antara PT Adaro Power (65 persen), dan PT East West Power (35 persen) mendapatkan kesepakatan pembiayaan (financial close) pada Januari 2017. Pembangunan pembangkit memakan waktu kurang lebih 33 bulan, selesai tepat waktu.
ADVERTISEMENT
Adrian menuturkan, pembangunan PLTU bisa berlangsung cepat karena lahan dan infrastruktur dasar sudah tersedia. Lokasi pembangkit ini dekat dengan tambang batu bara Adaro.
"Jalanan, lahan, sampai fasilitas seperti kendaraan sudah tersedia dari PT Adaro Indonesia. Jadi sangat terbantu," ucapnya.
PLTU Tanjung Power Indonesia. Foto: Michael Agustinus/kumparan
Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara ini menggunakan teknologi CBF yang mampu mengurangi emisi NOx berkat temperatur pembakaran yang rendah. Boiler yang digunakan adalah buatan Sumitomo, generator Siemens, dan konstruksinya dikerjakan oleh Hyundai Engineering.
Dengan adanya PLTU Tanjung Power Indonesia, menurut Adrian, PLN akan sangat terbantu karena Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik di Kalimantan Selatan bisa makin efisien. Sebab, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan bakar solar dapat dikurangi.
ADVERTISEMENT