Pola Konsumsi Masyarakat Berubah, Order Sahur Via Online Naik Tajam

17 Juni 2018 16:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan delivery makanan dari Go-Food. (Foto: Go-Jek)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan delivery makanan dari Go-Food. (Foto: Go-Jek)
ADVERTISEMENT
Pembelian makanan untuk sahur melalui aplikasi pesan antar online tercatat melonjak secara signifikan pada Ramadhan tahun ini. Vice President Corporate Affairs GoJek, Michael Reza Say, mengatakan pihaknya melihat adanya perubahan tren perilaku konsumen.
ADVERTISEMENT
“Pesanan Go-Food meningkat tajam hingga 450% pada saat sahur. Ini datanya perbandingan dengan tahun lalu,” ungkap Reza kepada kumparan, Minggu (17/6).
Menurutnya, kenaikan pesanan Go-Food tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota besar namun juga merata di seluruh kota yang dilayani oleh Gojek.
Hal yang sama juga terjadi pada Grab Food. Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar, mengatakan selama Ramadhan tahun ini pesanan Grab Food juga melonjak tajam hingga 10 kali lipat.
“Ada kenaikan signifikan selama bulan Ramadan pada jam sahur mulai pukul 00:00 - 05.00. Kenaikan order lebih dari 10 kali lipat (dibanding hari biasa),” ungkap Mediko. Menurutnya kenaikan tersebut terjadi di semua kota yang memiliki layanan GrabFood.
ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Moneter Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi juga mengakui bahwa pihaknya melihat adanya perubahan perilaku konsumsi di masyarakat.
“Dulu orang masih keluar, keliaran kemana-mana, sekarang orang tinggal call bisa (pesan makan sahur). Dan itu naiknya sangat tinggi. Kami memantau pembelian makanan lewat hantaran elektronik itu naiknya bisa sampai 450%,” ujar Edi.
Ilustrasi memesan makanan secara delivery (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memesan makanan secara delivery (Foto: Thinkstock)
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, menilai pergeseran pola konsumsi masyarakat tersebut sebagai hal yang positif. Sebab itu bisa mendorong permintaan terutama pada bisnis makanan minuman, retail, dan sektor transportasi.
“Efek lainnya juga mendorong peningkatan serapan tenaga kerja. Jika tren ini berlanjut tahun depan bisa lebih dari 1,8 juta driver online di seluruh Indonesia. Perputaran uang juga berpotensi meningkat dengan perubahan perilaku ini,” ujar Bhima.
ADVERTISEMENT
Dulu masyarakat perkotaan terutama generasi milenial masih memilih untuk memasak menu sahur di rumah. Namun saat ini budaya tersebut telah bergeser.
“Sekarang mulai shifting ke order makanan online. Artinya ada konsumsi yang meningkat,” tutupnya.